Nasional

Prabowo Minta Kepala Daerah Papua Fokus Percepatan Pembangunan

POJOKNEGERI.COM – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan pengarahan khusus kepada para kepala daerah se-Papua serta Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua di Istana Negara, Jakarta pada Selasa, 16 Desember 2025.

Dalam pidato yang berlangsung penuh penekanan, Presiden menegaskan bahwa pembangunan bangsa tidak boleh berhenti meski Indonesia tengah menghadapi berbagai cobaan. Termasuk musibah yang melanda sejumlah daerah seperti Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatera Barat.

Mengawali arahannya, Presiden Prabowo mengingatkan pentingnya solidaritas nasional sebagai fondasi utama dalam menghadapi tantangan. 

Menurutnya, bangsa Indonesia harus tetap bersatu dan saling mendukung di tengah bencana maupun rintangan. 

“Di tengah cobaan, di tengah rintangan, di tengah hambatan, kita harus lebih keras lagi bekerja, lebih kuat usaha kita untuk meneruskan proses transformasi bangsa kita,” ujar Prabowo.

Transformasi Merata dan Penghapusan Kemiskinan

Presiden menekankan bahwa transformasi Indonesia harus merata di seluruh wilayah tanpa terkecuali. 

Papua, sebagai salah satu daerah yang mendapat perhatian khusus melalui kebijakan Otonomi Khusus, sebagai bagian integral dari proses modernisasi bangsa. 

Ia menegaskan bahwa penghapusan kemiskinan dan ketertinggalan merupakan prasyarat utama bagi terwujudnya negara modern.

“Kita tidak bisa menerima kenyataan bahwa masih ada rakyat kita yang hidup dalam keadaan kesulitan, kekurangan, apalagi kelaparan,” ungkap Prabowo. 

Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan tidak ada warga negara yang tertinggal dalam arus pembangunan.

Indonesia sebagai Kekuatan Ekonomi Dunia

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga menyoroti posisi Indonesia yang kini dipandang sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia. 

Namun, ia mengingatkan bahwa pencapaian ekonomi harus bersamaan dengan tata kelola pemerintahan yang baik serta pemerataan hasil pembangunan. 

“Kekayaan negara harus dikelola secara arif, jujur, dan bertanggung jawab agar dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Presiden mengajak seluruh unsur pimpinan pusat dan daerah, termasuk Komite Percepatan, untuk bersama-sama menjaga integritas dalam mengelola sumber daya nasional. 

Ia menekankan bahwa keberhasilan pembangunan tidak hanya dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari sejauh mana kesejahteraan rakyat dapat dirasakan secara nyata.

Komitmen Pemberantasan Korupsi

Pidato Presiden Prabowo juga menyoroti masalah klasik yang kerap menghambat pembangunan, yakni korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. 

Ia menegaskan komitmen pemerintah pusat dalam melakukan pembenahan internal, khususnya dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

“Korupsi, penyelewengan, penyalahgunaan kekuasaan, mencari keuntungan pribadi, mencari kelompok dari kekayaan negara, membiarkan kekayaan negara dicuri, diselundupkan, ini di ujungnya adalah akan memperberat kehidupan rakyat kita semua,” ucap Prabowo.

Ia menambahkan bahwa pemerintah tidak akan ragu mengambil tindakan tegas terhadap pejabat yang tidak menjalankan amanah dengan baik. 

Menurutnya, jabatan publik adalah bentuk pengabdian kepada negara dan rakyat, bukan sarana untuk memperkaya diri. 

“Siapa yang tidak bisa setia menjalankan tugas rakyat, kita persilahkan untuk berhenti dari jabatan-jabatan pengabdian kepada negara dan rakyat,” pungkasnya.

Pesan untuk Papua dan Daerah Lain

Arahan Presiden kepada kepala daerah Papua dan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua memiliki makna strategis. 

Papua selama ini dianggap sebagai wilayah yang membutuhkan perhatian lebih dalam hal pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pengarahan ini, Presiden ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan Papua berjalan seiring dengan visi transformasi nasional.

Selain itu, pesan solidaritas yang sampaikan juga relevan dengan kondisi bangsa yang tengah menghadapi bencana di beberapa daerah. 

Presiden menekankan bahwa musibah tidak boleh melemahkan semangat pembangunan, melainkan harus menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan kerja keras.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button