Ekonomi

Pemerintah Resmi Turunkan Harga Pupuk hingga 20 Persen

POJOKNEGERI.COM – Kabar gembira datang untuk jutaan petani di seluruh Indonesia.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Pemerintah resmi menurunkan harga pupuk subsidi hingga 20 persen mulai hari ini, tanpa menambah beban anggaran negara. Langkah ini disebut sebagai terobosan besar dalam sejarah pertanian Indonesia.

Penurunan harga ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025, dan mencakup seluruh jenis pupuk bersubsidi.

Dengan penurunan ini, petani di seluruh Indonesia diharapkan dapat memperoleh pupuk dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga mendorong peningkatan produktivitas pertanian dan efisiensi biaya produksi.

Harga Urea diturunkan dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram, NPK dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram, NPK kakao dari Rp3.300 menjadi Rp2.640 per kilogram, ZA khusus tebu dari Rp1.700 menjadi Rp1.360 per kilogram, dan pupuk organik dari Rp800 menjadi Rp640 per kilogram.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut kebijakan ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan ketersediaan pupuk yang lebih terjangkau bagi petani.

“Ini adalah terobosan Bapak Presiden, tonggak sejarah revitalisasi sektor pupuk. Presiden memerintahkan agar pupuk harus sampai ke petani dengan harga terjangkau tanpa kebocoran dan keterlambatan,” kata Amran di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Kementerian Pertanian bersama PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menindaklanjuti arahan tersebut dengan deregulasi distribusi, penyederhanaan penyaluran, serta pengawasan ketat dari pabrik hingga petani.

Revitalisasi ini juga berdampak signifikan terhadap efisiensi nasional.

Pemerintah berhasil menghemat anggaran hingga Rp10 triliun, menekan biaya produksi pupuk sebesar 26 persen, dan meningkatkan laba PT Pupuk Indonesia menjadi Rp2,5 triliun pada 2026, dengan proyeksi total keuntungan mencapai Rp7,5 triliun.

Selain itu, program jangka panjang pemerintah mencakup pembangunan tujuh pabrik pupuk baru hingga 2029, yang diharapkan dapat memperkuat kemandirian industri pupuk nasional dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.

“Presiden memberi arahan yang tegas: negara harus hadir di sawah dan kebun. Petani tidak boleh menjerit karena harga pupuk. Ini bukti nyata keberpihakan Presiden kepada petani,” tegas Amran.

Lebih lanjut Amran mengatakan, penurunan harga pupuk ini tentu menjadi kabar baik yang dinanikan para petani di Indonesia. Ia kembali menegaskan hal ini merupakan hasil efisiensi yang merupakan gagasan besar bapak Presiden Prabowo.

“Ini berita baik untuk petani seluruh Indonesia. 160 juta warga petani kita menanti berita ini. Karena yang terjadi sebelumnya, puluhan tahun adalah tiap tahun naik atau tiap dua tahun. Sekarang turun karena hasil efisiensi yang merupakan gagasan besar Bapak Presiden Republik Indonesia,” ujarnya.

Amran memastikan kebijakan ini akan berdampak langsung pada peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.

“Karena yang pasti adalah NTP (Nilai Tukar Petani) naik, kesejahteraan petani naik, biaya produksi turun, otomatis produksi akan naik tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.

“Presiden selalu perintahkan, hilangkan koruptor, mafia hilangkan. Dan tolong support petani seluruh Indonesia, beri yang terbaik. Tolong perhatikan nasib mereka,” pungkas Amran.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memimpin rapat terbatas (Ratas) bersama jajaran Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Dalam rapat ini, salah satu yang menjadi sorotan Presiden Prabowo adalah sektor pertanian.

Presiden Prabowo menugaskan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk segera memproduksi pupuk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tantangan produktivitas pertanian yang masih menghadapi kendala akses terhadap pupuk yang efisien dan ramah lingkungan.

“Presiden menugaskan Menteri Pertanian untuk segera memproduksi pupuk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, guna meningkatkan produktivitas petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” tulis Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo.

Arahan ini sejalan dengan visi Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dalam hal produksi pangan. Dengan pupuk yang lebih baik dan terjangkau, diharapkan hasil panen petani meningkat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan.

(*)

Show More
Back to top button