"Jadi desak aja Dody-nya biar satu lawyer, tapi nanti benderanya kita pisah, jadi orangnya beda," kata Teddy kepada Rakhma.
Rakhma hanya merespon Teddy dengan mengiyakan seluruh perkatannya.
Namun terdengar dari rekaman tersebut, istri eks Kapolres Bukttinggi itu sedikit bergetar.
Lantas, Teddy minta Rakhma untuk memaksa Dody agar menandatangani peralihan surat kuasa dari pengacara lama ke pengacara baru di kubunya.
"Nanti bapak paksa aja suruh tanda tangan, neng," kata Teddy.
"Siap Pak, Ama masih nunggu lawyer dulu buat bisa masuk ke dalam, karena Ama hari ini enggak bisa ngunjungin mas Dody di tahanan," kata Rakhma.
"Pokoknya sampaikan saja, 'Kata Bapak harus pisah dari Anita, jadi satu sama Bapak tapi benderanya beda, sudah diatur, semua biaya dari bapak'."
"Kalau dia ikut satu badan dengan Anita, wah enggak ada ringan-ringannya, berat semua. Harus jadi satu sama saya, kalau dia bilang jadi sorotan, ah siapa yang nyorot. Enggak ada sorotan, benderanya beda."
"Paksain Mas Dody tanda tangan itu, nyabut yang itu gitu ya," kata Teddy sekali lagi kepada Rakhma.
Rakhma pun menjawab Teddy bahwa dirinya akan menyampaikan permintaan tersebut kepada suaminya.
Namun, Teddy kembali mengulang kalimatnya dan memastikan Rakhma agar dia bisa memaksa Dody menandatangani peralihan surat kuasa itu.
"Harus mau ya neng ya. Biayanya dari saya. Kalau minta ganti rugi ya nanti Ama minta ibu. Sampaikan betul," kata Teddy.
"Prinsipnya Bapak bilang jangan saling menjatuhkan, kita saling mendukung merapatkan barisan gitu aja. Caranya ya jadi satu lawyer ini, lawyer dari penyidik dicabut."
"Kalau dia bilang takut jadi sorotan, nanti kita split pakai benderanya beda walau satu kubu," ujarnya.
Setelah itu, percakapan keduanya berakhir setelah saling melempar salam.
(redaksi)