Sayang kami tak sempat banyak berkomunikasi langsung. Maklum saat itu suasana Covid-19 masih kencang. Andi Harun dan saya sama-sama berjuang agar Samarinda dan Balikpapan bisa menekan angka terkonfirmasi positif. Sepertinya Balikpapan selalu lebih tinggi.
Tapi saya terus mengikuti kiprah wali kota ke-10 Samarinda ini. Sangat atraktif bersama wakilnya Rusmadi Wongso. Usia Andi Harun masih muda 49 tahun. Dia dilahirkan di Bone, Sulawesi Selatan, 12 Desember 1972. Buah perkawinannya dengan Hj Rinda Wahyuni S.Pd, mereka dikaruniai 3 anak. Putra sulungnya, Muhammad Afif Rayhan Harun mengikuti jejaknya. Afif menjadi anggota DPRD Samarinda.
Kalaulah Andi Harun langsung on fire sebagai wali kota tidak salah. Karena pengalaman politiknya cukup kuat. Sebagai ketua DPD Gerindra Kaltim, dia sempat 3 periode menjadi anggota DPRD Kaltim. Mulai menjadi ketua Komisi E, wakil ketua DPRD sampai wakil ketua Komisi III.
Dia meraih dua gelar S1 sekaligus. Sebagai sarjana teknik pertambangan di UVRI dan sarjana hukum di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Lalu S2-nya ternyata Ilmu Ekonomi di Universitas Mulawarman. Kebetulan saya sekarang jadi ketua alumni fakultas ekonomi Unmul. Sedang S3-nya sebagai doktor ilmu hukum kembali diraih di UMI Makassar.
JADI KETUA PESISIR
Belum setahun menjadi wali kota, Andi Harun sudah terpilih menjadi ketua umum Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) dalam Munas di Bangka Belitung, Oktober tahun lalu. Itu menunjukkan kapasitasnya yang kuat dan diakui oleh kepala daerah lain di Indonesia. “Alhamdulillah saya dipercaya dan dipilih. Wilayah pesisir merupakan potensi yang dapat berkembang dan menghasilkan devisa negara,” katanya.
Ketika menghadiri pengukuhan dan pengambilan sumpah pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Samarinda, Agustus lalu, Andi Harun diberi gelar “Beluluk Lingai.” Sebuah gelar yang sangat terhormat bagi dia.
“Beluluk artinya pucuk tertinggi sebuah pohon. Lingai itu dingin dan sejuk. Jadi kita berharap beliau menjadi pemimpin yang sejuk, pemimpin yang bijaksana kepada masyarakat adat,” kata Ketua DAD Hendrik Tandoh.