POJOKNEGERI.COM - Graham Fuller menyebutkan bahwa “agama akan selalu digunakan dimanapun, ia (agama) bisa untuk menggembleng masyarakat dan membenarkan kampanye, pertempuran dan perang besar. Akan tetapi, penyebab kampanye, pertempuran, perang bukan tentang agama.”
Pendapat Fuller masih relevan dengan kondisi sekarang, jika dikaitkan dengan kasus dugaan penyalahgunaan dana donasi masyarakat yang dilakukan oleh ACT, dan seteru Pesulap Merah Vs Gus Samsudin.
Gerakan agama yang sepatutnya menjadi proses penyadaran manusia agar bisa menjadi manusia sebenarnya, malah mempolitisir teks-teks suci dalam kitab suci, sebagai alat, sarana, atau cara untuk mencapai tujuan yang notabene dalam kasus ACT maupun Pesulap Merah dan Gus Samsudin begitu pragmatis.
Bahkan kita masih menemukan, teks-teksi dalam kitab suci difungsikan sebagai alat politik.
Mungkin inilah yang dikatakan sebagai membangkitkan sentimen agama yang dikorelasi dengan proses-proses industrialisasi, eksodus, urbanisasi yang sebenarnya berakibat meruntuhkan tradisi-tradisi yang selama ini diayomi oleh para orang-orang tua (leluhur) kita.
Dimana agama justru digunakan untuk meng-humanisasikan manusia dari dehumanisasi yang mereka alami.