Turki, Azerbaijan, dan Malaysia telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi tersebut, sementara sejumlah negara lain juga menyatakan ketertarikannya untuk menjadi anggota, dikutip dari laman VOA Indonesia.
Dolar Amerika Serikat masih menjadi mata uang utama dalam perdagangan global dan berhasil mempertahankan dominasinya meski menghadapi berbagai tantangan di masa lalu.
Namun, anggota aliansi dan negara-negara berkembang lainnya mengaku lelah dengan dominasi Amerika Serikat dalam sistem keuangan dunia.
"Kami menuntut jaminan dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan Mata Uang BRICS baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan Dolar Amerika Serikat yang perkasa. Jika tidak, mereka akan menghadapi tarif 100 persen dan harus siap kehilangan akses ke pasar ekonomi Amerika Serikat yang luar biasa," Presiden AS Terpilih, Donald Trump.
Dalam pertemuan puncak BRICS pada Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat "mempersenjatai" dolar dan menyebut langkah tersebut sebagai "kesalahan besar."
Rusia secara aktif mendorong pembentukan sistem pembayaran baru sebagai alternatif jaringan pesan bank global SWIFT, guna memungkinkan Moskow menghindari sanksi Barat dan tetap berdagang dengan mitra-mitra internasionalnya.
Trump menegaskan bahwa BRICS tidak punya puntuk menggantikan dolar Amerika Serikat dalam perdagangan global, dan negara mana pun yang mencoba melakukannya harus mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika Serikat.
(*)