Rio pun bercerita mengapa ia tergiur bekerja di sana. Saat itu, ia dijanjikan jumlah gaji yang luar biasa. Namun ternyata janji itu palsu.
"Dijanjikan dengan gaji luar biasa, namun hasilnya nol," ungkapnya.
Dia lantas bercerita soal perlakuan keji perusahaan tersebut terhadap para pekerja migran. Para pekerja yang tak bisa mencapai target diperjualbelikan, dipukul, disetrum, hingga paspornya dibakar.
"Mereka yang tidak mencapai target, diperjualbelikan, dipukul, disetrum, ada yang sampai paspornya dibakar," tuturnya.
Akibat perlakuan tersebut, Rio mengaku sangat trauma.
"Masih traumalah pokoknya membayangkan kerja di sana," ucapnya.
Korban masih ada yang berada di Kamboja
Meskipun sudah ada beberapa pekerja migran yang dipulangkan dari Kamboja, masih ada beberapa yang terjebak di sana. Salah satunya adik dari Yanto Ali. Ia bercerita bahwa adiknya tergiur bekerja di Kamboja karena iming-iming gaji yang tinggi.