POJOKNEGERI.COM - Komisi II DPRD Kaltim, meminta Pemprov Kaltim melalui Disperindagkop terus melakukan pemantauan harga dan stok bahan pokok di pasaran, menjelang lebaran Idul Fitri 1444 hijriah.
"Kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan operasi pasar dan terus melakukan monitoring melalui dinas perdagangannya, untuk memonitoring harga sembako, agar tidak naik," kata Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono.
"Harusnya mulai awal Ramadan harus sudah melakukan monitoring ya, biasanya kenaikan seminggu sebelum lebaran, barang sudah mulai stok mulai habis dan harga jadi naik," lanjutnya.
DPRD juga mengingatkan kepada distributor tidak memanfaatkan momen Ramadan dan Idul Fitri untuk menumpuk barang yang berimbas pada kenaikan harga.
"Imbauan kepada para distributor agar tidak menumpuk barang dan menaikan harga barang, karena ini hajat orang banyak," tegasnya.
DPRD menekankan turut serta melakukan pemantauan harga di pasaran. Pihaknya juga memastikan jika terjadi kenaikan harga bahan pokok Komisi II bakal langsung bergerak melakukan sidak lapangan.
"Mudah-mudahan tidak naik, nanti kalau harga naik nanti kami sidak lagi. Pemprov Kaltim suport dan 10 kabupaten/kota juga gerak," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Indeks Harga Konsumen (IHK) di dua kota Kaltim alami inflasi sebesar 0,59 persen.
Data BPS Kaltim, untuk Samarinda inflasi terjadi sebesar 0,52 persen, sementara Balikpapan, mengalami inflasi sebesar 0,67 persen.
"Pemicu inflasi terjadi adanya kenaikan harga bahan pokok selama Ramadan,"ungkap Ketua Tim Stat Distribusi BPS Kaltim, Marinda Dama Prianto, Senin (3/4/2023) kemarin.
Sementara, dari pantauan harga bahan pokok di pasaran, data Disperindagkop dan UKM Kaltim, terjadi pergerakan harga.
Meski begitu masih terpantau stabil.
"Harga masih aman, belum ada kenaikan signifikan. Kami terus dimonitor pada Bulan Ramadan dan Idul Fitri," kata Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim, Muhammad Sa'duddin.
(Advetorial)