Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), mencatatkan Indonesia menempati urutan permana dengan jumlah produksi mencapai 45,5 juta metrik ton pada 2022.
Posisinya berada di atas Malaysia dan Thailand yang memproduksi masing-masing sebesar 18,8 juta metrik ton dan 3,26 juta metrik ton pada 2022.
Tentu saja demikian, sebab luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga kian meningkat.
Sementara itu, dalam pernyataan berbeda Dewan Biodiesel Eropa menyatakan bahwa diperkirakan upaya menghindari bea masuk impor dapat merugikan UE sekitar US$240,34 juta tahun lalu.
Asosiasi itu mengaku sedang bekerja sama dengan otoritas UE untuk mengatasi tuduhan impor biodiesel palsu dari China.
Hubungan perdagangan antara Uni Eropa dan Indonesia memang tegang oleh langkah blok tersebut untuk membatasi impor komoditas yang terkait dengan deforestasi.
Sebelumnya, Indonesia memang sedang meminta konsultasi dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait pengenaan bea ni Eropa atas impor biodiesel dari Indonesia.
Belakangan persoalan di meja WTO ditambah lagi dengan tuduhan UE atas produk yang mengandung deforestasi pada komoditas unggulan Indonesia cukup memberikan tekanan bagi hubungan kedua negara ini.
Pemerintah tengah menempuh jalan terjal akibat tuntutan di WTO atas pelarangan ekspor bijih nikel yang dilakukan Indonesia.
Bukan hanya masalah dengan WTO, negara lain ramai serang Indonesia atas mimpi indah Indonesia melakukan hiirisasi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas mengatakan Pemerintah Indonesia tidak akan mundur untuk melanjutkan program hilirisasi meskipun sejumlah negara dan organisasi internasional kompak "menyerang" kebijakan RI.
Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah tidak akan menghentikan kebijakan menuju industrialisasi dan hilirisasi komoditas mentah.
Pasalnya, kebijakan ini akan memberikan nilai tambah besar untuk negara ini.