POJOKNEGERI.COM - Uni Eropa seakan tak henti-hentinya mencari "masalah" dengan Indonesia.
Belum selesai urusan WTO dan persoalan terkait UU anti-deforestasi, kini Uni Eropa kembali "menyerang" harta karun Indonesia.
Kali ini, produk turunan minyak sawit jadi korbannya, yakni biodiesel yang merupakan salah satu ekspor unggulan Indonesia.
Melansir kabar dari Reuters, Uni Eropa kini tengah melakukan penyelidikan apakah biodisel Indonesia menghindari bea UE melalui China dan Inggris.
Penyelidikan mengikuti permintaan awal dari Dewan Biodiesel Eropa, sebuah asosiasi produsen Eropa.
"Permintaan itu berisi bukti yang cukup bahwa tindakan balasan yang ada pada impor produk yang bersangkutan dielakkan oleh impor produk yang sedang diselidiki," tulis Komisi Eropa, dikutip dari CNBC.
Uni Eropa ini merupakan tujuan terbesar ketiga Indonesia untuk produk minyak sawit.
Ini menjadi pasar penting untuk biodiesel Indonesia, yang dibuat dari minyak sawit.
Menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor biodiesel Indonesia mencapai 180,75 ribu ton dengan nilai total US$ 191,99 juta.
Sebagaimana diketahui, sejak beberapa tahun belakangan Indonesia sudah rutin memproduksi biodisel yang berasal dari minyak kelapa sawit.
Selain untuk konsumsi bahan sebagai bahan bakar alternatif dalam negeri, produksi biodiesel juga digunakan untuk kebutuhan ekspor.
Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Negara tetangga Malaysia, juga menjadi salah satu produsen besar lain.