Ganjar juga mengungkapkan bahwa para ilmuwan, akademisi, serta semua elemen masyarakat kompak teriak soal demokrasi.
Belum lagi, dia mendapati aparatur negara digerakkan untuk memenangkan salah satu pasangan calon sampai dengan masifnya pembagian bantuan sosial (bansos).
"Cerita tentang aparatur yang terlibat, mulai dari pusat sampai daerah. Cerita bantuan yang tiba2 muncul dengan sangat masif sekali, bahkan ketika kemarin di DPR ada pertanyaan "berapa sebenarnya jumlah bantuan sosial, siapa yang membagi" dan itu semuanya ternyata menjadi cerita di publik yang sampai kepada kami," ungkapnya.
"Di samping itu ada cerita money politik, ada cerita intimidasi, saya kira inilah yang kemudian kumpulan cerita dari publik yang masuk kepada tim Ganjar-Mahfud," sambung Ganjar.
Maka dari itu, Ganjar menegaskan tekadnya untuk menggugat hasil keputusan KPU ke MK.
Saat ini, Tim Ganjar-Mahfud tengah menyiapkan tim hukum hingga persyaratan lainnya yang akan menjadi pertimbangan MK.
"Dan untuk itu tim akan segera mendaftarkan itu, dan mudah-mudahan ini akan membuka tabir, dan tentu saja harapan kita MK lah yang nanti mengadili ini dengan baik, dan bisa mengembalikan marwah demokrasi kita agar sesuai dengan harapan dan aturan," pungkasnya. (*)