Pasukan Ukraina berhasil merebut sebagian wilayah ini awal tahun, tetapi menghadapi tekanan besar dari serangan balik yang dipimpin pasukan Rusia dengan dukungan Korea Utara.
Syrsky menyebut bahwa kehadiran pasukan Korea Utara di garis depan menunjukkan eskalasi serius dalam konflik ini.
Meskipun demikian, pasukan Ukraina terus menunjukkan perlawanan sengit, menggunakan strategi yang terfokus untuk mempertahankan wilayah yang direbut.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia semakin erat.
Pada Juni lalu, kedua negara menandatangani pakta pertahanan penting yang mulai berlaku awal bulan ini.
Para ahli percaya bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, melihat kesempatan untuk memperoleh teknologi militer canggih dari Rusia sekaligus memberikan pengalaman tempur kepada pasukannya.
Langkah ini dianggap sebagai upaya Kim untuk memperkuat kekuatan militer negaranya yang bersenjata nuklir.