Meskipun perusahaan Barat menyebutkan peraturan ketat sebagai penghalang dalam pasar China, namun sejumlah konsumen lokal menceritakan kisah yang berbeda.
Xiaofeng Luo, seorang kutu buku berusia 25 tahun dari Provinsi Zhejiang, mengaku telah membaca "sekitar 100 buku" melalui Kindle saat dia berusia 17 tahun.
Namun dalam dua tahun terakhir, dia tidak lagi menggunakan produk Amazon itu sama sekali.
"Saya tidak dapat menemukan buku yang saya ingin baca di Kindle. Saya akan mendapatkan novelnya di Amazon, tapi anehnya tidak ada versinya di Kindle" Warga China, Xiaofeng Luo dilansir dari detik.com.
Teman-teman Luo merekomendasikan untuk mencoba WeRead, platform e-reading yang dibuat oleh Tencent sebagai produk sampingan dari aplikasi sosial WeChat.
Luo juga menikmati fitur sosial WeRead, yang memungkinkan pengguna untuk berbagi daftar bacaan mereka atau mendiskusikan konten dengan pengguna lain di platform.
Pengalaman Luo ini senada dengan pengamatan Mark Tanner dari perusahaan konsultan pemasaran China Skinny di Shanghai.
Airbnb juga menghadapi tantangan dari para pesaing lokal seperti Tujia, yang memiliki 2 juta akomodasi terdaftar pada tahun 2020. Jumlah ini sama dengan 13 kali lebih banyak dari Airbnb.
Schaefer mengatakan kurangnya penjualan di pasar China adalah salah satu pendorong utama di balik kegagalan merek teknologi Barat di China selain faktor regulasi.
Menurut Tanner meskipun sejumlah merek Barat sekarang telah memahami pasar China dengan baik, namun banyak yang masih kesulitan untuk mencapai keberhasilan di China.
Perusahaan China sangat cepat dalam membuat keputusan, sangat dinamis, dan mereka siap untuk membuang banyak hal yang sulit.
Dia mengatakan banyak perusahaan Silicon Valley memiliki pola pikir yang sama, tapi karena pengambil keputusan tidak berbasis di China, mereka butuh waktu lebih lama untuk merespon pasar lokal.
Dia menambahkan, sektor lain seperti produk kesehatan dan kecantikan, sangat sedikit merek asing yang berhasil memenangkan pasar China.
Schaefer mengatakan perusahaan teknologi yang memasuki pasar China harus siap dengan ekosistem teknologi yang berbeda.
(*)