"Secara kredibel terlibat dalam litani pelanggaran hak asasi manusia, termasuk kekejaman yang dilakukan di zona konflik Timor Timur dan Aceh, dan penculikan aktivis pro-demokrasi di bulan-bulan terakhir pemerintahan Orde Baru," tambahnya.
Lebih lanjut, The Diplomat juga menyebut kemiripan Prabowo dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.
Bisa saja kemenangan besar diraih Prabowo seperti Bongbong Marcos.
"Kemenangan tersebut mengakhiri upaya selama puluhan tahun untuk merehabilitasi citra keluarganya dan mengesampingkan ingatan publik tentang korupsi skala besar dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di bawah periode Darurat Militer Marcos Sr," jelas media tersebut.
"Apakah Prabowo menang atau tidak untuk memenangkan kursi kepresidenan Indonesia masih harus dilihat. Namun popularitasnya yang terus berlanjut, seperti kembalinya keluarga Marcos di Filipina, menunjukkan sesuatu yang signifikan tentang kekuatan pemasaran politik dan disinformasi untuk menghapus pelanggaran di masa lalu, dan kondisi politik yang memberikan daya tarik semacam itu," tambahnya.
"Hal ini juga menunjukkan bahwa sementara kaum muda Indonesia telah berada di garis depan perjuangan panjang negara untuk kedaulatan rakyat, sikap politik kaum muda ambivalen dan sulit ditekan menjadi cetakan ideologis yang sederhana," pungkas media tersebut.
(redaksi)