Meski diketahui tanda-tandanya, Ibnu Hajar Al Asqalani berkata,
وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتُ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي
"Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda lailatul qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu."
Maka dari itu, tanda-tanda lailatul qadar hakikatnya tidak perlu dicari sebab kebanyakan tanda yang termaktub dalam hadits akan muncul setelah malam itu terjadi.
Sebaiknya, umat muslim dapat memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan seraya bermunajat kepada Allah SWT agar dipertemukan dengan malam kemuliaan tersebut.
Disebutkan dalam buku Fikih Sunnah Jilid 2 karya Sayyid Sabiq, adapun doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW pada malam lailatul qadar atau sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, yaitu sebagaimana terdapat dalam riwayat hadits berikut.
Dari Aisyah r.a., dia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, 'wahai Rasulullah, bagaimanakah menurutmu jika aku mengetahui malam lailatul qadar, apa yang mesti aku ucapkan ketika itu?' Beliau bersabda, ucapkanlah:
اَللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ كَرِيْم تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ يَاكَرِيْم
Latin: Allahumma innaka 'afuwwun kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii yaa kariim.
Artinya: "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang Mulia. Engkau senang memberi maaf, maka maafkanlah aku."
(redaksi)