POJOKNEGERI.COM - Bulan suci Ramadan memiliki keistimewaan tersendiri, di mana ada malam lailatul qadar.
Malam lailatul qadar menjadi malam yang paling mulia, namun tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan malam penuh berkah dan hidayah itu tiba.
Diketahui, malam lailatul qadar merupakan malam di mana Allah SWT menurunkan wahyu kitab suci Al-Qur'an.
Dilansir dari CNBC, kemuliaan malam lailatul qadar turut disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-Qadr ayat 1-4, bahwasannya Allah SWT berfirman:
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِوَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْر لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Artinya: "(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. (2) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (3) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (4) Pada malam itu, turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." (QS Al-Qadr: 1-4).
Adanya keistimewaan tersebut membuat malam lailatul qadar dicari-cari dan dinantikan oleh umat muslim.
Lantas, kapan malam lailatul qadar di tahun 2023?
Mengutip dari buku Fiqih Wanita karya M Abdul Ghoffar, malam lailatul qadar jatuh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.
Tepatnya, lailatul qadar terjadi pada malam-malam ganjil di bulan tersebut, yakni malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan dua puluh sembilan.
Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah hadits, bahwasannya Rasulullah SAW pernah bersabda:
يَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ - رواه أحمد والبخاري وأبو داود
Artinya: "Lailatul qadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan." (HR Ahmad, Al-Bukhari, dan Abu Dawud).
Selain itu, lailatul qadar dikatakan sering kali jatuh di malam kedua puluh tujuh bulan Ramadan.
Sebagaimana Ubay bin Ka'ab pernah bersumpah bahwa lailatul qadar jatuh di malam kedua puluh tujuh.
Kemudian ditanyakan kepadanya, "dengan apa engkau mengetahui hal itu?" Ubay menjawab, "Aku mengetahuinya melalui tanda-tanda yang diberitahukan oleh Rasulullah, bahwa matahari akan terbit pada pagi harinya seperti bejana tembaga yang tidak memancarkan sinarnya." (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).
Apabila dilihat berdasarkan ditetapkannya awal Ramadan 1444 H yang jatuh pada tanggal 23 Maret 2023, maka malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan yang diketahui akan terjadi malam lailatul qadar, akan jatuh pada tanggal berikut:
- Malam 21 Ramadan: Selasa malam - Rabu dini hari, 11-12 April 2023
- Malam 23 Ramadan: Kamis malam - Jumat dini hari, 13-14 April 2023
- Malam 25 Ramadan: Sabtu malam - Minggu dini hari, 15-16 April 2023
- Malam 27 Ramadan: Senin malam - Selasa dini hari, 17-18 April 2023
- Malam 29 Ramadan: Rabu malam - Kamis dini hari, 19-20 April 2023
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Ruhyat Ahmad dalam buku Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah menyebutkan beberapa dalil yang menunjukkan tanda-tanda malam lailatul qadar.
Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab r.a., ia berkata:
هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةٍ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا
Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR Muslim no. 762).
Hadits lainnya yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah SAW bersabda:
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةً سَمْحَةُ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةٌ تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاء
Artinya: "Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan." (HR Al-Baihaqi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani).
Meski diketahui tanda-tandanya, Ibnu Hajar Al Asqalani berkata,
وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتُ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي
"Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda lailatul qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu."
Maka dari itu, tanda-tanda lailatul qadar hakikatnya tidak perlu dicari sebab kebanyakan tanda yang termaktub dalam hadits akan muncul setelah malam itu terjadi.
Sebaiknya, umat muslim dapat memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan seraya bermunajat kepada Allah SWT agar dipertemukan dengan malam kemuliaan tersebut.
Disebutkan dalam buku Fikih Sunnah Jilid 2 karya Sayyid Sabiq, adapun doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW pada malam lailatul qadar atau sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, yaitu sebagaimana terdapat dalam riwayat hadits berikut.
Dari Aisyah r.a., dia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, 'wahai Rasulullah, bagaimanakah menurutmu jika aku mengetahui malam lailatul qadar, apa yang mesti aku ucapkan ketika itu?' Beliau bersabda, ucapkanlah:
اَللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ كَرِيْم تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ يَاكَرِيْم
Latin: Allahumma innaka 'afuwwun kariim, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii yaa kariim.
Artinya: "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang Mulia. Engkau senang memberi maaf, maka maafkanlah aku."
(redaksi)