“Apabila sebuah Negara melakukan denialisme atau penyimpangan sejarah, tidak menutup kemungkinan penyimpangan-penyimpangan lainnya untuk terjadi,” lanjut Amelia.
Diampaikannya pula bahwa sungguh disayangkan, pemindahan ketiga patung perwira dapat terindikasi sebagai upaya menghilangkan fakta sejarah.
Dalam hal ini, GESTAPU merupakan salah satu lembaran kelam bangsa Indonesia, sebuah peristiwa kudeta yang gagal, penuh darah.
“Berpuluh-puluh tahun setelah kejadian GESTAPU, 56 tahun bangsa Indonesia memendam luka, sudah saatnya kita melihat segala sesuatu secara optimis. Partai Komunis Indonesia sudah tidak ada! Sudah musnah! Karena bangsa Indonesia sudah menentukan arah hidupnya, yaitu Pancasila,” tutup Amelia.
(redaksi)