Yakni depresi postpartum, yang mana kondisi ini adalah depresi pasca melahirkan dengan keadaan tertekan lantaran tidak ada suami, sehingga suasana hatinya kacau murung dan merasa tidak berdaya.
"Kasus yang lebih parah bahkan bisa menyebabkan kondisi psikotic postpartum yang bisa memicu perilaku agresif seorang ibu untuk membunuh anaknya atau si ibu melakukan tindakan bunuh diri. Jadi depresinya itu terlebih dulu harus dipulihkan dan dirawat. Karena logikanya kalau orang sakit tidak diobati dan ditahan malah justru jadi lebih sakit nantinya kan," tegasnya.
Dari pemeriksaan kejiwaan itu juga nantinya, menurut Ayunda bisa menjadi konsen aparat penegakan hukum untuk mengungkap motif, kenapa si pelaku aborsi bisa memperlakukan jenazah bayinya sedemikian sadis.
"Ini sudah di luar kelaziman. Ini tidak masuk dalam perilaku normal. Ini sudah upnormal karena perilakunya tidak sama dengan kebanyakan ibu pada umumnya. Makanya ini perlu pemeriksaan medis kejiwaannya," katanya.
(redaksi)