"Karena ada gap antara pengakuan si ibu dan fakta yang ditemukan. Kalau alasan yang disebutkan tidak direstui karena beda agama dan lainnya ini juga menjadi pertanyaan kenapa kandungannya itu dipertahankan sekian lama. Pertanyaan ini harus digali lebih dalam tentunya," imbuhnya.
Lanjut Ayunda, bisa saja dahulunya si NA pernah melakukan upaya aborsi saat kandungan masih dini, namun selalu gagal.
Hal ini tentu tidak menutup kemungkinan menjawab pertanyaan kenapa kandungan dipertahankan begitu lama.
Kemudian kondisi bayi aborsi yang dimasukan ke dalam pot ini menimbulkan pertanyaan besar bagi Ayunda. Karena sejatinya seorang ibu memiliki perilaku melindungi.
"Dan sejatinya seorang ibu juga mempunyai fungsi hearing, dan ini kenapa begitu. Apakah depresi karena diduga si ibu coba melakukan aborsi dari dulu tapi selalu gagal hingga akhirnya ia merasa tertekan. Jadi indikasi gangguan kejiawaannya juga harus diperiksa," tambahnya.
Jika nantinya dari pemeriksaan ditemukan jika si ibu dalam keadaan depresi, maka saran Ayunda akan lebih bijak nantinya jika kepolisian terlebih dulu melakukan perawatan.
Kondisi depresi juga menurut Ayunda bisa menjadi dasar terjadinya perilaku menyimpang tersebut. Dalam ilmu kejiwaannya, depresi dikatakan Ayunda menjadi dua golongan.