Selain itu BI mengungkapkan saat ini sejumlah pelaku usaha perbankan mulai memindahkan dananya dari sejumlah instrumen keuangan seperti surat berharga untuk penyaluran kredit.
"Strategi bank-bank salurkan kredit untuk penuhi dananya di samping DPK adalah memindahkan dana yang sekarang di taruh di surat-surat berharga untuk penyaluran kredit," ucap Perry Warjiyo.
Terpisah, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa sektor jasa keuangan juga perlu mencermati kondisi geopolitik dan ekonomi global.
Kemudian di Eropa, ekonomi Jerman dan Inggris mengalami kontraksi dan mulai memasuki resesi dengan tingkat inflasi yang cenderung turun.
Sementara di China, perekonomian berada di bawah rata-rata historis dengan tekanan di pasar keuangan yang terpantau meningkat.
Dari sisi geopolitik, tingginya eskalasi di beberapa kawasan memunculkan risiko instabilitas yang berimbas pada kenaikan harga komoditas ke depan.
Dari dalam negeri, kata Mahendra, perekonomian terpantau solid, tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuarta IV-2023 yang tumbuh 5,04% secara tahunan (yoy).
Hal ini didorong oleh konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga dan belanja investasi pemerintah terkait Ibu Kota Nusantara (IKN). (*)