Yuliani sapaan karibnya, dalam melakukan KB yang paling banyak berperan ialah para wanita. Mengapa demikian, karena wanita merasakan hamil dan halangan, akhirnya wanitalah yang melakukan KB.
"Lalu pola kita di Indonesia banyak yang mengambil peran untuk melakukan KB itu wanita bukan laki-laki, disamping tentang pengaruhnya pemahaman itu," ungkapnya.
Semakin berkembangnya zaman, para peria diminta untuk ikut berperan dalam proses keputusan keluarga berencana atau penggunaan kontraspsi KB. Yuliani menjelaskan, untuk seorang pria yang ingin melakukan KB atau operasi vasektomi itu ada syarat-syaratnya.
"Seperti seorang wanita tidak mampu lagi, karena memiliki komplikasi penyakit yang mengakibatkan akan bermasalah apabila dipasangkan kontrasepsi," ucapnya.
Tetapi semua keputusan itu kembali kepada sebuah pasangan, karena hal tersebut merupakan keputusan yang sangat besar untuk diambil.
"Hal ini betul-betul keputusan keluarga yang tidak ingin memiliki anak lagi, walupun istrinya meninggal. Ada pernah kejadian, istrinya meninggal lalu datang untuk meminta disambung kembali, kejadian yang seperti itu kita hindari. Dan Metode Operasi Pria (MOP) ini tidak kita gempurkan. karena ini keputusan akhir yang luar biasa harus komit," pungkasnya.
(adv/diskominfokaltim)