" Dalam pertemuan di lapangan, diketahui bahwa konsesi PT LIMBO, namun kontraktornya adalah PT EGI. Tanggulnya sendiri dimiliki oleh perumahan," jelasnya.
Diketahui, curah hujan di Samarinda termasuk tinggi 110 mm dalam waktu 2 jam, itu juga jadi penyebab terjadinya.
Tapi saat ini pihaknya sudah rapat di lapangan, untuk melakukan diskusi dengan beberapa pihak supaya melakukan penanganan cepat terhadap polder ini.
"Dampaknya yang pasti warga tidak dapat menggunakan polder ini, pemukiman di sisi hilir tentu berdampak langsung mungkin kepada banjir, lumpur, termasuk lahan pertanian. Ini kita akan lakukan pengecekan langsung setelah ini," tambahnya.
Suwarso menegaskan bahwa banjir kemarin malam menambah debit air dari tempat tersebut, dan wilayah terdampak seperti DI Panjaitan dan Mugirejo semuanya terkena dampak.
Namun, kerusakan paling parah terjadi di sisi Lubuk Sawah, Kelurahan Mugirejo.
"Untuk perbaikan polder akan segera kita mengambil langkah-langkah setelah ada kepastian lahan, kepemilikannya punya siapa, jangan sampai kita melakukan penanganan berdampak Hukum kalau bukan tempatnya, kita pastikan dulu," pungkasnya. (redaksi)