Ia sempat menyinggung pertemuannya dengan Mark Zuckerberg. Dalam pertemuan itu, ia bermain tenis meja ala virtual bersama dedengkot Meta tersebut. Presiden Jokowi mewanti-wanti agar hati-hati menyikapi metaverse, butuh adaptasi-adaptasi.
Metaverse sebuah platform berbasis “Virtual and Augmented reality (VR/AR), ini menjadi metafisik gaya baru, dan kini menjadi tantangan tersendiri. Mita Idhatul Khumaidah dalam sebuah artikelnya menyebutkan, para agamawan perlu menyiapkan diri untuk menghadapi dunia metaverse.
Misalnya, bagaimana prinsip penerapan aturan-aturan agama. Sudah barang tentu ini sangat rumit, pelik. Karena metafisik yang dihadapi adalah avatar manusia itu sendiri – penggunanya.
Belum lagi tantangan anak muda penggiat moderasi dan literasi, baik itu moderasi beragama, literasi digital dan lainnya mau tidak mau harus berjibaku dengan metaverse sebagai sarana menggali pengetahuan dan mengampanyekan nilai-nilai keluruhan, kebangsaan, toleransi dan lain-lain.
“Nah, ke depan, pelaksanaan Pemilu 2024, penggunaan metaverse bisa menjadi alternatif cara, jika alasan penundaan yang sempat ramai diperbicangkan dimaksudkan memangkas anggaran. Metaverse bisa menjadi pilihan ajang kampanye para calon legislatif, calon presiden dan wakil presiden. Bila perlu sebagai ajang sosialisasi tahapan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).”
Setelah Meta, perusahaan-perusahaan raksasa teknologi seperti Apple, Google dan Microsoft dikabarkan juga tengah membangun metaverse-nya.
Entah baru sadar atau tidak, perusahaan raksasa teknologi seperti merasa ketinggalan dari perusahaan game dan hiburan seperti Fortnite, Roblox, Niantic dan Decentraland yang lebih dulu mengembangkan metaverse.
Metaverse tampil sebagai revolusi internet
Ada sebuah riset yang menunjukkan, bagaimana Metaverse bermanfaat signifikan kepada kehidupan manusia yang menyediakan ruang tanpa batas.
Metaverse diprediksi bakal menjadi gaya hidup masa depan yang efisien. Bayangkan saja, jika koneksi antarmanusia dalam waktu kapanpun tanpa mengenal batas geografis.
Sangat diyakini, ke depan para perusahaan penyedia layanan metaverse akan memberikan kepada para pengguna ke berbagai platform sambil membawa avatarnya masing-masing secara fleksibel.
Indonesia sendiri dianggap market place terbesar untuk kawasan Asia Pasifik, Tentu kita pernah melihat pemberitaan mengenai Syahrini. Penyanyi “cetar membahana” ini meluncurkan non fungible token (NFT) berhijab.
NFT adalah aset digital yang bisa berbentuk karya seni, pakaian, video dan lainnya. Bahkan koleksi seni digital berbentuk avatar dirinya ludes terjual hanya dalam hitungan jam.
NFT yang berbasis blockchain itu disebut-sebut sangat amat dan sulit dipalsukan. Oleh karena itu, fenomena metaverse diramalkan mendisrupsi ekonomi digital. Contoh lainnya di Institut Pertanian Bogor (IPB) membentuk “Blockchain, Robotics and Artificial Intelligence Network (BRAIN) yang bertransformasi menjadi Meta-BRAIN.
Sedangkan untuk fitur jual beli tanah virtual, digarap sejumlah platform metaverse lainnya seperti Decentraland dan Sandbox yang menggunakan uang kripto sebagai alat transaksinya.
Kemudian tanah-tanah yang sudah dibeli di atasnya bisa dibangun properti yang bisa dijual atau kemudian disewakan.
Kripto adalah mata uang yang terkena imbas positif atas kehadiran metaverse. Nilai kripto milik Decentraland – MANA- yang melonjak ketika Samsung membuka toko virtualnya.
Kenaikan tersebut sebesar 20 persen, semua 2,73 menjadi 3,27 dollar AS. Kini banyak pebisnis tertantang berjibaku ke metaverse, karena dianggap bisnis digital masa depan.