Ia juga merupakan aktivis 98.
Kepada awak media di Gedung Merah Putih, Senin (10/1/2022), Ubedilah sampaikan bahwa laporan untuk dua putra Presiden Joko Widodo itu adalah berkaitan dengan tindak pidana korupsi.
"Laporan ini terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang (TPPU) berkaitan dengan dugaan KKN relasi bisnis anak Presiden dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan," katanya.
Ia lanjutkan bahwa laporan ini tak lepas dari kronologi di tahun 2015 lalu dimana da perusahaan besar, PT SM yang telah jadi tersangka pembakaran hutan dan dituntut oleh pemerintah dengan nilai Rp 7,9 triliun.
Akan tetapi, kemudian, Mahkamah Agung (MA) hanya mengabulkan tuntutan senilai Rp 78 miliar.
"Itu terjadi pada Februari 2019 setelah anak presiden membuat perusahaan gabungan dengan anak petinggi perusahaan PT SM," jelas Ubedilah.
Menurut Ubedilah, dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) tersebut sangat jelas melibatkan Gibran, Kaesang dan anak petinggi PT SM karena adanya suntikan dana penyertaan modal dari perusahaan Ventura.
"Dua kali diberikan kucuran dana. Angkanya kurang lebih Rp 99,3 miliar dalam waktu yang dekat. Dan setelah itu kemudian anak presiden membeli saham di sebuah perusahaan yang angkanya juga cukup fantastis Rp 92 miliar,” katanya.
Dalam laporan ke KPK tersebut, Ubedilah mengaku membawa bukti-bukti data perusahaan.
Siapa Ubedilah Badrun?
Dilansir dari Wikipedia, Ubedilah Badrun adalah akademisi, analis sosial politik, dan aktivis gerakan mahasiswa dan pendiri FKSMJ 1996, sebuah organisasi pergerakan mahasiswa yang kemudian menjadi motor penting gerakan reformasi 1998.