Hal ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un menandatangani perjanjian keamanan antara kedua negara.
Namun, para analis berbeda pendapat tentang apakah ada keretakan substansial antara China dan Rusia.
Dennis Wilder, mantan asisten direktur CIA untuk Asia Timur dan Pasifik, mengatakan memang sejauh ini ada keheningan di China untuk mengomentari pengiriman pasukan Korut ke Rusia.
"Keheningan di Beijing mengenai masalah ini sangat mengejutkan. Tidak ada sepatah kata pun di media China tentang perjanjian strategis yang dibuat antara Rusia dan Korea Utara pada musim panas, atau tentang pengiriman pasukan"
"Bagaimana China menjelaskan apa yang sedang terjadi dan bagaimana mereka mengabaikan fakta internasional bahwa negara klien mereka sekarang berperang di Ukraina? Orang Eropa akan marah dan mereka tidak akan marah pada Korut, tetapi pada China"
"Jika Rusia menempuh jalan bantuan nuklir ke Korea Utara, ini akan memperkuat aliansi Amerika di Asia Timur dan mungkin menciptakan NATO sejati sehingga Presiden Xi Jinping berada dalam posisi yang sangat sulit" Mantan Asisten Direktur CIA, Dennis Wilder.
Di sisi lain, direktur jenderal Kantor Intelijen Nasional Australia, Andrew Shearer, skeptis tentang pandangan ini.