Pembatasan ekspor antimon berlaku mulai 15 September 2024, berlaku untuk enam jenis produk terkait antimon, termasuk bijih antimon, logam antimon, dan oksida antimon.
Aturan tersebut juga melarang ekspor teknologi peleburan dan pemisahan emas-antimon tanpa izin.
Selain itu, eksportir produk yang terpengaruh harus mengajukan lisensi ekspor untuk barang dan teknologi penggunaan ganda, yang berpotensi untuk aplikasi militer maupun sipil.
Pembatasan terbaru yang dilakukan Pemerintah China melanjutkan hal serupa yang telah diterapkan sejak tahun lalu.
Pada bulan Desember, China melarang ekspor teknologi untuk membuat magnet tanah jarang, yang merupakan tindak lanjut dari larangan yang sudah berlaku untuk mengekspor teknologi untuk mengekstraksi dan memisahkan bahan-bahan penting.
Selain itu, Beijing juga telah memperketat ekspor beberapa produk grafit dan memberlakukan pembatasan ekspor produk galium serta germanium yang banyak digunakan dalam industri semikonduktor.
Harga antimon melonjak ke rekor tertinggi pada tahun ini, didorong oleh pasokan yang ketat dan permintaan yang meningkat, terutama dari sektor fotovoltaik, tempat logam tersebut digunakan untuk meningkatkan kinerja sel surya.
Sementara, AS dan negara-negara lain berusaha keras untuk mengurangi ketergantungan mereka pada China untuk bahan-bahan utama, dan telah menetapkan kebijakan serta paket dukungan untuk sektor mineral penting mereka, termasuk tanah jarang.