"Ada kesalahpahaman soal temuan kasus positif pekan lalu. Kebetulan pemeriksaan dilakukan di salah satu laboratorium wilayah kami dan itu juga belum dapat dipastikan varian baru, infonya sedang diperiksa di laboratorium kesehatan Jawa Barat," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan Farmalab tidak punya kemampuan untuk melakukan Whole Genome Sequencing (WGS).
Ia sebut bahwa informasi tentang penemuan kasus COVID-19 varian omicron jadi belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Kalau beritanya benar atau tidak sumber dari Dinkes kami tidak tahu. Tapi kalau varian baru Omicron tidak benar karena Farmalab tidak punya kemampuan genom sekuensing," kata Maxi, dikutip dari CNN Indonesia.
(redaksi)