POJOKNEGERI.COM - Pada Rabu (8/12/2021), beredar adanya kabar terkait virus varian baru COVID-19, Omicron telah masuk ke Indonesia.
Narasi yang berhembus adalah adanya empat warga negara Indonesia yang dinyatakan terpapar Omicron usai lakukan perjalanan ke luar negeri.
Kabar beredar, informasi terpaparnya Omicron ke WNI itu, usai adanya pemeriksaan sample di Laboratorium Farmalab, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Tim redaksi pojoknegeri.com coba lakukan penelusuran terkait kabar tersebut.
Hasilnya?
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dr Sri Enny Mainiarti menyangkal bahwa yang diduga terpapar empat orang varian Omicron adalah warga DKI Jakarta.
Ia memastikan infomasi yang dikutip wartawan yang mengutip paparannya dengan camat-camat di ruang rapat Bupati Bekasi adalah salah presepsi.
“Kemarin saya coba menjelaskan berita yang tentang dugaan warga Kabupaten Bekasi . Bahwa yang positif tersebut bukan warga Kabupaten Bekasi bukan juga yang positif Omicron itu warga Jakarta dan kejadiannya sudah lama tanggal 23 November sudah selesai karantinanya di Wisma Atlet Jakarta. Dan juga bukan Omicron,” ujarnya mengklarifikasi pada Rabu (08/12/2021) dikutip dari bekasikab.go.id.
"Tidak ada yang mengatakan itu Omicron,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Wakil Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Masrikoh di Cikarang seperti dikutip dari Antara, Pemerintah Kabupaten Bekasi memastikan tidak ada temuan kasus varian baru virus corona B.1.1.529 atau dikenal Omicron asal Afrika Selatan yang telah terdeteksi muncul di sejumlah Negara Benua Eropa.
"Zero case (nol kasus) tidak ada temuan Omicron, saya pastikan," kata Masrikoh, Rabu.
Dia mengatakan 42 kasus aktif di wilayahnya per hari ini seluruhnya merupakan kasus COVID-19, tidak ada varian baru virus yang dimaksud. Jumlah kasus aktif itu pun mengalami penurunan dari 48 kasus sehari sebelumnya.
"Ada kesalahpahaman soal temuan kasus positif pekan lalu. Kebetulan pemeriksaan dilakukan di salah satu laboratorium wilayah kami dan itu juga belum dapat dipastikan varian baru, infonya sedang diperiksa di laboratorium kesehatan Jawa Barat," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan Farmalab tidak punya kemampuan untuk melakukan Whole Genome Sequencing (WGS).
Ia sebut bahwa informasi tentang penemuan kasus COVID-19 varian omicron jadi belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Kalau beritanya benar atau tidak sumber dari Dinkes kami tidak tahu. Tapi kalau varian baru Omicron tidak benar karena Farmalab tidak punya kemampuan genom sekuensing," kata Maxi, dikutip dari CNN Indonesia.
(redaksi)