Namun sang bupati tetap bersikeras buka-bukaan terkait pembagian DBH dan tingginya angka kemisikinan saat ini di Meranti.
"Ini sebentar pak, mungkin selepas ni saya tinggal bapak. Kami ini pak 25,68 miskin di BPS 2021. Di Riau paling miskin itu nomor 11 Rohil, saya penghasil minyak, liftingnya naik. Sehari hampir 8000 barel/d, dollarnya naik. Makanya saya dari awal ngomong walau baru tiga minggu nggak paham juga. Saya terus terang pak, saya sudah lapor kepada pembina saya Pak Tito. Kalau tidak bisa juga nanti kita ketemu di mahkamah pak," katanya.
Adil mengaku masih menunggu petunjuk Mendagri untuk menempuh gugatan atas tidak terbukanya pembagian DBH.
Bahkan, ia mengaku sudah enek dengan perwakilan Kemenkeu karena tak mendapat jawaban pasti.
"Ya kita tunggu nantilah, ada tidak gugatan saya ke mahkamah. Saya lagi menunggu Pak Tito, karena Pak Tito pembina saya selaku Menteri Dalam Negeri untuk pembina kepala daerah. Izin pak saya enek mandang bapak di sini. Aku tinggalkanlah ruangan!," kata Adil.
(redaksi)