"Cara masyarakat untuk mendapatkan kartu itu sudah ada databasenya tinggal kita ambil dan cocokkan kami berharap masyarakat miskin sudah memiliki kepastian bahwa mereka akan mendapat jatah gas elpiji yang cukup setiap bulan,"tuturnya.
Salah satu masalah yang dihadapi adalah panic buying di mana masyarakat membeli gas elpiji dalam jumlah berlebihan karena takut kehabisan.
"Masyarakat kan panik Yang tadinya kebutuhan cuma beli satu, jadi beli dua atau tiga. Jika sudah ada kartu, masyarakat bisa mengambil gas elpiji kapan saja tanpa takut kehabisan,"ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya melindungi kuota untuk warga miskin agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang mampu.
"Selama ini, orang yang mampu kadang membeli di warung-warung besar, akhirnya kuota tidak terbagi dengan merata tetapi jika nantinya penerapan kartu tidak perlu panik lagi jika jatah sudah ada, aman sudah,"pungkasnya.
(tim Pojoknegeri)