POJOKNEGERI.COM - Pemerintah Kota Samarinda lakukan rapat membahas kelangkaan gas elpiji 3 Kilogram yang akhir-akhir ini menjadi isu krusial di kota Samarinda.
Dilaksanakan di Ruang Rapat Sekda Gedung Balai Kota Samarinda, pada Rabu (5/6/2024).
Rapat ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Samarinda, Marnabas.
Marnabas mengatakan bahwa rapat tersebut menghasilkan beberapa langkah strategis untuk mengatasi permasalahan kelangkaan gas elpiji 3 Kilogram di Kota Tepian
Marnabas, menjelaskan bahwa kelangkaan gas elpiji 3 Kilogram ini terutama disebabkan oleh keterlambatan distribusi.
"Kelangkaan ini karena ada keterlambatan, tapi akan segera diselesaikan nanti akan ada penambahan kuota untuk beberapa hari ke depan," ujar Marnabas.
Ia juga menambahkan bahwa menjelang Idul Adha, pihaknya akan menambah kuota untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.
"Kami akan menambahkan kuota menjelang Idul Adha, sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan pengiriman yang menyebabkan antrian panjang," ucapnya.
Ia juga membeberkan solusi permanen yang diusulkan dalam rapat tersebut adalah penerapan kartu penerima manfaat.
Menurut Marnabas, langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa distribusi gas elpiji tepat sasaran kepada warga miskin yang membutuhkan.
"Rencana kami adalah membuat kartu penerima manfaat saat ini sedang dikaji, dalam satu keluarga miskin berapa kebutuhannya dalam sebulan nantinya, keluarga dengan jumlah anggota berbeda akan mendapat kartu sesuai kebutuhan mereka," jelasnya.
Nantinya kartu ini akan didistribusikan berdasarkan database yang sudah ada sesuai Dengan yang menerima.
"Cara masyarakat untuk mendapatkan kartu itu sudah ada databasenya tinggal kita ambil dan cocokkan kami berharap masyarakat miskin sudah memiliki kepastian bahwa mereka akan mendapat jatah gas elpiji yang cukup setiap bulan,"tuturnya.
Salah satu masalah yang dihadapi adalah panic buying di mana masyarakat membeli gas elpiji dalam jumlah berlebihan karena takut kehabisan.
"Masyarakat kan panik Yang tadinya kebutuhan cuma beli satu, jadi beli dua atau tiga. Jika sudah ada kartu, masyarakat bisa mengambil gas elpiji kapan saja tanpa takut kehabisan,"ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya melindungi kuota untuk warga miskin agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang mampu.
"Selama ini, orang yang mampu kadang membeli di warung-warung besar, akhirnya kuota tidak terbagi dengan merata tetapi jika nantinya penerapan kartu tidak perlu panik lagi jika jatah sudah ada, aman sudah,"pungkasnya.
(tim Pojoknegeri)