IMG-LOGO

IMG
Home Nasional XR Bunga Terung Suarakan Pengembalian Ekosistem Sungai Mahakam, Ini 4 Poin yang Jadi Tuntutan
nasional | umum

XR Bunga Terung Suarakan Pengembalian Ekosistem Sungai Mahakam, Ini 4 Poin yang Jadi Tuntutan

Hasa - 22 Maret 2025 19:53 WITA

XR Bunga Terung Suarakan Pengembalian Ekosistem Sungai Mahakam, Ini 4 Poin yang Jadi Tuntutan

Sejumlah aktivis yang tergabung di XR Bunga Terung menyuarakan pengembalian fungsi dan ekosistem Sungai Mahakam di momentum Peringatan Hari Air Seduni...

IMG
Aktivis XR Bunga Terung yang melakukan aksi peringatan Hari Air Sedunia di aliran Sungai Mahakam. (IST)

POJOKNEGERI.COM - Sejumlah aktivis yang tergabung di XR Bunga Terung menyuarakan pengembalian fungsi dan ekosistem Sungai Mahakam di momentum Peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada Sabtu, 22 Maret 2025.

Para aktivis turun langsung ke Sungai Mahakam menggunakan perahu kecil atau ketinting. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "No Water On A Dead Planet" yang menggambarkan pesan kuat bahwa tanpa air yang sehat dan terkelola dengan baik, masa depan planet kita terancam.

Dalam aksinya, XR Bunga Terung menegaskan 4 poin tuntutan sebagai berikut ;

1. Kembalikan Sungai Mahakam sebagai ruang hidup bersama, bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk komunitas binatang dan tumbuhan yang merupakan penghuni ekosistem Mahakam, penyumbang keanekaragaman hayati yang merupakan kekayaan Kalimantan Timur yang berkelanjutan.

2. Segera lakukan konservasi dan pemulihan terhadap ekosistem sungai dan DAS Mahakam. Dengan menghentikan laju deforestasi dan alih fungsi lahan untuk keperluan yang tidak berkesuaian dengan air. Pembangunan dan ekonomi Mahakam seharusnya dibangun dengan paradigma ramah air.

3. Stop privatisasi atas Sungai Mahakam, baik untuk kepentingan koorporat, kelompok atau individu tertentu. Sungai Mahakam adalah ruang hidup bersama, setiap warga berhak atas air bersih dari Sungai Mahakam, karena pemenuhan kebutuhan air bersih adalah Hak Asasi Manusia, hak yang harus dipenuhi secara bersama oleh semua.

4. Kembalikan Sungai Mahakam sebagai Anugerah Kehidupan {Cinta} yang Agung untuk masyarakat Kalimantan Timur.

Tuntutan para aktivis ini bukan tanpa alasan. Sebab desakan diberikan, karena semakin maraknya penyalahgunaan aliran Sungai Mahakam untuk kepentingan industri ekstraktif.

"Sungai sangat penting untuk kehidupan, maka sejak dahulu sungai kerap disebut sebagai Air Kehidupan atau Tirta Amerta. Kalimantan Timur mempunyai sungai abadi, sungai permanen yang airnya mengalir sepanjang tahun, Sungai Mahakam. Sungai ini telah menjadi urat nadi kehidupan sejak semula masyarakat Kalimantan Timur ada dan terus bertahan hingga sekarang," Winda dalam siaran pers XR Bunga Terung.

Lanjut diceritakannya, aliran Sungai Mahakam bahkan sangat penting untuk masyarakat Kalimantan Timur. Khususnya bagi masyarakat di Mahakam Ulu, Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Samarinda. Sebab Sungai Mahakam pantas disebut sebagai Maha Kama, anugerah kehidupan {cinta} yang agung atau besar.

Sungai Mahakam bukan hanya menjadi sumber air bersih, melainkan juga menjadi alur transportasi, jalur ekonomi, pertemuan kebudayaan dan penopang kehidupan karena hasil tangkapan berbagai jenis ikan yang bertumbuh dan berkembang di lingkungannya.

"Sungai Mahakam memang unik, karena mempunyai cadangan air yang sangat besar. Tertampung di danau-danau dataran banjir {danau kaskade} di bagian Mahakam Tengah. Lumbung air itu ada di tiga danau besar, Semayang, Melintang dan Jempang, dan puluhan danau-danau lain yang lebih kecil," tambahnya.

Tak hanya itu, kisah tentang Mahakam bahkan diawetkan dalam penghormatan terhadap Pesut Mahakam, mamalia air tawar yang kerap dianggap sebagai binatang mitologis. Mitologi lain tentang Mahakam adalah tuah airnya. Dipercaya barang siapa meminum air Mahakam, maka akan kembali ke Mahakam. Ini menandakan air Mahakam adalah air yang memanggil.

Mahakam memang memanggil, yang datang berbondong-bondong adalah pencari ‘harta karun’ Kalimantan Timur. Di tahun 1970-an Mahakam dibanjiri oleh kayu gelondongan, kayu hutan alami yang ditebang dari hutan hujan tropis yang ada di sekitar aliran Sungai Mahakam. Masa itu dikenal dengan nama Banjir Kap.

Ketika kejayaan kayu berlalu, Mahakam tidak juga sepi karena sampai kini Sungai Mahakam menjadi salah satu alur teramai lalu lalang ponton pengangkut batubara.

Sungai Mahakam berubah. Sungai dan Daerah Aliran Sungainya yang merupakan ruang hidup bagi 298 jenis burung dimana 5 diantaranya adalah burung endemik, menjadi habitat bagi 147 jenis ikan air tawar, dan rumah terakhir bagi Pesut Mahakam, mamalia air tawar yang terancam punah karena habitatnya makin tercemar dan rusak.

Mahakam yang merupakan ruang hidup bersama sejak jaman Kerajaan Hindu dan Kesultanan Islam ini, semakin hari semakin terprivatisasi untuk kepentingan ekstraksi, pengerukan sumberdaya alam Kalimantan Timur yang dibawa keluar dan kemudian hanya meninggalkan cemar untuk Sungai Mahakam.

DAS Mahakam kehilangan tutupan hutan hujan tropis abadinya, evergreen low land rainforest. Tutupan hutan yang dimusim hujan akan memberi asupan nutrisi untuk Sungai Mahakam dari hulu hingga ke hilir ini, kemudian karena bukaan lahan hanya membawa sedimen yang membuat air Mahakam menjadi buruk dan danau-danau tempat penyimpanan airnya menjadi mendangkal.

Tataguna lahan yang tidak berkesesuaian dengan air, lewat pemberian ijin penebangan hutan, penambangan batubara dan dilanjutkan dengan konversi lahan untuk perkebunan sawit, membuat bukaan lahan di DAS Mahakam menjadi semakin luas.

Air Mahakam terpolusi, Ranam Mahakam menjadi tak bertuah lagi karena terpolusi oleh limbah penebangan hutan, limbah batubara, limbah perkebunan sawit berupa pupuk dan pestisida, serta limbah domestik dari permukiman yang tumbuh dari hulu hingga ke hilir. Air Sungai Mahakam bermasalah dari sudut kwalitas, kuantitas dan kontinuitasnya.

Air Sungai Mahakam yang merupakan sumber air baku untuk air bersih bagi warga Mahakam Ulu, Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Samarinda ini tak lagi terjamin keamanannya, banyak warga menjadi tak nyaman bahkan ketika airnya sudah diolah oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum.

Bumi Etam, Kalimantan Timur yang dibunuh lewat operasi tebang, sedot dan keruk telah membuat air Mahakam menjadi sekarat. Prestasi ekonomi karena ektraksi kekayaan alam Kalimantan Timur justru meninggalkan luka yang dalam untuk masyarakat Mahakam, air kehidupan yang paling buruk.

"Padahal air bersih adalah modal pertama membangun peradaban, membangun sumberdaya manusia. Walaupun masyarakat Mahakam semua diberi beasiswa, gratis poll sampai lulus menjadi doktor, namun jika airnya buruk niscaya kehidupannya juga akan buruk," tandasnya.

(tim redaksi)

Berita terkait