Presiden China Xi Jinping punya kartu truf yang ampuh dalam menghadapi perang dagang yang diluncurkan Presiden AS Donald Trump.Senjata itu adalah kend...
POJOKNEGERI.COM - Presiden China Xi Jinping punya kartu truf yang ampuh dalam menghadapi perang dagang yang diluncurkan Presiden AS Donald Trump.
Senjata itu adalah kendali atas rantai pasokan logam tanah jarang atau rare earth elements - material penting dalam industri teknologi tinggi.
Logam tanah jarang merupakan kelompok mineral yang memiliki sifat kimia dan fisik unik, menjadikannya krusial untuk produk seperti smartphone, kendaraan listrik, mesin jet, hingga sistem pertahanan militer.
Meski tersebar di banyak negara, termasuk AS, proses ekstraksinya sulit, mahal, dan bisa mencemari lingkungan.
China saat ini memproduksi 61% logam tanah jarang dunia, namun lebih mencengangkan lagi, mereka mengendalikan 92% proses pemurniannya.
Ini membuat banyak negara, termasuk AS, sangat bergantung pada pasokan dari Beijing.
Menanggapi tarif impor yang dikenakan Trump, China tak tinggal diam.
Pada 4 April lalu, Beijing mengumumkan pembatasan ekspor terhadap tujuh jenis logam tanah jarang, termasuk produk turunannya seperti magnet.
Kebijakan ini mewajibkan semua eksportir mengantongi izin resmi dari pemerintah sebelum bisa mengirim produk ke luar negeri.
Magnet dari logam tanah jarang memainkan peran penting dalam perangkat vital, mulai dari smartphone hingga jet tempur siluman F-35 dan kapal selam nuklir.
Langkah China ini pun dianggap sebagai serangan strategis yang menyasar titik lemah industri Amerika.
“Ini bukti bagaimana China bisa menggunakan kekuatan ekonominya secara sangat terarah dan strategis,” kata Justin Wolfers, pakar ekonomi dari University of Michigan.
Menanggapi tekanan ini, Trump memerintahkan penyelidikan khusus terkait impor logam tanah jarang dan dampaknya terhadap keamanan nasional AS.
Ia menyebut ketergantungan AS sebagai ancaman bagi stabilitas ekonomi dan pertahanan negara.
Sejumlah perusahaan AS dan Eropa pun langsung terdampak.
Konsultan logam John Ormerod menyebut pengiriman magnet dari lima perusahaan dihentikan di China sejak aturan ekspor baru diberlakukan.
“Ada banyak kebingungan. Mereka butuh kejelasan soal syarat perizinan,” ujarnya.
Meski AS sedang mencoba membangun rantai pasokan sendiri dan menjalin kerja sama dengan sekutu, upaya ini diperkirakan butuh waktu bertahun-tahun.
Di tengah ketegangan ini, Trump kembali mengumumkan kenaikan tarif impor produk China menjadi 145%, naik dari pengumuman sehari sebelumnya yang sebesar 125%.
Tarif ini diklaim sebagai bentuk balasan terhadap perlakuan dagang yang tidak adil dari Beijing. (*/cnn)