Saat ini Pemkot Samarinda berada dalam posisi dilematis karena kegiatan ini adalah usaha tambahan masyarakat, namun keselamatan juga menjadi pertimbangan utama yang tidak bisa diabaikan.
"Sebelumnya terdapat solusi alternatif, yakni penjualan BBM melalui Pertashop dari Pertamina Namun, hal ini sulit diterapkan oleh pelaku usaha menengah ke bawah karena nilai investasi yang besar dan syarat teknis yang berat. Investasi untuk satu stasiun Pertashop bisa mencapai Rp250 juta,"ucapnya.
Ia mengatakan mungkin Pertamina bisa melihat kenyataan di lapangan dan mengubah kebijakannya, misalnya dengan menciptakan mesin kecil yang aman dan nilai investasi yang lebih terjangkau.
"Ini bisa menjadi solusi bagi para pelaku usaha yang ingin berjualan BBM eceran," pungkasnya.
(tim Pojoknegeri.com)