Poros kedua terdiri dari Gerindra (13,57%/78 kursi) dan PKB (10,09%/58 kursi) yang tergabung dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dengan total 23,66% atau 136 kursi DPR RI.
Poros ketiga yang berpotensi terbentuk yakni NasDem (10,26%/59 kursi), Demokrat (9,39%/54 kursi), dan PKS (8,7%/50 kursi) dengan total 28,3% atau 163 kursi DPR. Poros keempat adalah PDIP (22,26%/128 kursi), yang mengusung pasangan calon presiden-wakil presiden tanpa berkoalisi dengan partai mana pun karena telah memenuhi syarat pencalonan berdasarkan jumlah kursi yang diperoleh.
Pada skenario pertama, poros 1 berpotensi mengusung kandidat capres Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto. Adapun cawapres poros pertama dari kalangan parpol adalah Airlangga Hartarto dan Sandiaga Uno. Kemudian, kandidat cawapres klaster non parpol, survei merekam ada Erick Thohir dan Ridwan Kamil.
Dalam poros dua, koalisi KIR berpotensi mendorong kandidat capres Prabowo Subianto berpasangan dengan Muhaimin Iskandar yang memiliki tiket dari partai politik. Erick Thohir dan Khofifah Indar Parawansa juga masuk skenario sebagai kandidat cawapres nonparpol.
Di poros tiga, koalisi NasDem, Demokrat, PKS memiliki potensi mendorong Anies Baswedan sebagai kandidat capres dan berpotensi berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono dari klaster parpol. Sementara dari klaster nonparpol, Anies berpotensi berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa dan Erick Thohir.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa. (Tim Infografis detikcom)
Skenario 2: 3 Poros Model A
Pada analisis 3 poros, survei merekam tendensi pasangan calon presiden-wakil presiden membentuk beberapa model koalisi. Pertama, model A terdapat tiga poros. Poros satu, Koalisi Indonesia Bersatu akan berhadapan dengan dua poros lainnya yakni PDI Perjuangan (22,26%/128 kursi), yang bergabung dengan Gerindra dan PKB yang total memiliki 45,92%/264 kursi serta poros NasDem, Demokrat, dan PKS dengan total kursi 163 kursi DPR atau 28,35%.