
POJOKNEGERI.COM — Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) untuk mencapai kemandirian pangan tak hentinya dilakukan.
Salah satunya mendorong ketahanan pangan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).
Langkah ini dilakukan setelah wilayah tersebut beberapa kali mengalami kelangkaan beras sepanjang 2025.
Oleh karenanya Pemprov Kaltim menyiapkan pembukaan sawah baru pada 2026 di wilayah tersebut.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, Siti Farisyah Yana
Ia menegaskan bahwa pola penanganan darurat yang selama ini ditempuh tidak dapat terus bergantung pada intervensi provinsi.
Distribusi Beras Kerap Terhambat
Kondisi geografis Mahulu yang terpencil membuat distribusi beras kerap terhambat. Sehingga memperkuat produksi lokal menjadi satu-satunya solusi berkelanjutan.
“Mahulu kita dorong betul agar bisa mandiri. Selama ini ketika stok beras kurang, mereka pasti ditopang dari cadangan kita,” ujar Yana, Selasa (2/12/2025).
Ia menambahkan, selama ini pemerintah provinsi hanya bisa menyalurkan cadangan beras ketika pemerintah daerah sudah menetapkan status darurat atau kondisi tertentu lainnya.
Prosedur itu dinilai tidak dapat menjadi mekanisme jangka panjang.
Pemprov menilai Mahulu harus membangun fondasi pangan sendiri agar tidak kembali mengalami krisis ketika distribusi terganggu akibat cuaca ekstrem, keterisolasian wilayah, atau faktor lain yang sulit diprediksi.
“Untuk menyalurkan beras harus ada penetapan kondisi tertentu oleh bupati. Tidak bisa setiap saat,” tegas Yana.
Sebagai langkah nyata, Pemprov Kaltim bersama pemerintah pusat telah merancang pembukaan 200 hektare sawah baru di Mahulu. Proyek ini akan mulai berjalan pada 2026 dan saat ini sudah memasuki tahap persiapan, termasuk pembangunan lantai sawah dan proses pencetakan lahan.
Menurut Yana, perluasan areal pertanian ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas produksi beras lokal sekaligus menjadi titik awal pembentukan kawasan pangan baru di Mahulu. Pengembangan sawah baru diharapkan mampu menyediakan suplai beras berkelanjutan bagi masyarakat setempat, tanpa harus menunggu kiriman dari daerah lain.
“Kita sedang menyiapkan lantai sawah dan cetak sawah. Ada 200 hektare yang akan dibuka di Mahulu,” ungkapnya.
Pelibatan Generasi Muda
Selain memperluas kapasitas produksi, program sawah baru ini juga diarahkan untuk melibatkan generasi muda Mahulu. Pemerintah akan mengadakan pelatihan khusus bagi pemuda setempat agar dapat mengoperasikan peralatan pertanian modern yang akan disalurkan pemerintah.
Langkah ini dipandang penting untuk menjamin keberlanjutan sektor pertanian di Mahulu. Yana menilai bahwa tanpa keterlibatan pemuda, transformasi menuju pertanian modern tidak akan berjalan optimal, terutama di daerah yang selama ini lebih mengandalkan komoditas non-pangan.
“Alat dan mesin pertanian akan disiapkan, tapi SDM-nya harus siap dulu. Anak-anak mudanya kita latih supaya bisa mengoperasikan peralatan modern,” jelasnya.
Program perluasan sawah di Mahulu sepenuhnya akan menggunakan dana APBN. Yana mengatakan bahwa ruang fiskal APBD Kaltim banyak terserap oleh belanja rutin sehingga pembiayaan pusat menjadi opsi paling realistis.
“Kegiatan seperti ini kita ajukan ke pusat karena efisiensi APBD kita besar. Jadi anggaran dari pusat yang kita harapkan bisa turun ke daerah,” tambahnya.
Sinergi Lintas Sektor
Pemprov juga menilai bahwa sinergi antara pemerintah pusat dan daerah merupakan langkah penting dalam membangun ketahanan pangan secara menyeluruh. Dengan dukungan pendanaan nasional, proyek yang membutuhkan biaya besar seperti pembukaan sawah baru bisa berlangsung tanpa membebani kemampuan fiskal daerah.
Yana menegaskan bahwa urusan pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab DPTPH semata. Seluruh sektor yang berkaitan dengan rantai pasok pangan turut terlibat dalam upaya penguatan Mahulu, termasuk dinas perdagangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan. Kerja terpadu ini berada di bawah koordinasi Asisten II Pemprov Kaltim.
“Pangan itu bukan hanya urusan DPTPH. Semua sektor turun bersama,” katanya.
Pemprov optimistis bahwa pembukaan sawah baru, pelibatan generasi muda, serta dukungan APBN akan mampu menciptakan ketahanan pangan jangka panjang di Mahulu.
Langkah ini diharapkan menekan risiko krisis beras yang sebelumnya sering terjadi, sekaligus membangun kemandirian pangan yang lebih kokoh bagi daerah paling hulu di Kalimantan Timur tersebut.
(tim redaksi)