"Sejak 2011, tentara Suriah menghadapi pengurangan tenaga kerja, peralatan, dan moral," kata David Rigoulet-Roze dari Institut Prancis untuk Urusan Internasional dan Strategis merujuk ekonomi Suriah yang carut-marut.
Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Suriah Buka Suara
Pemimpin pemberontak Suriah Hayat Tahrir al-Sham memuji kemenangan mereka sebagai hal yang bersejarah pada hari Minggu. Ia mengatakan di sebuah masjid bersejarah di Damaskus setelah merebut ibu kota dari kendali pemerintah dalam waktu kurang dari dua minggu.
"Kemenangan ini, saudara-saudaraku, bersejarah bagi kawasan ini," kata Abu Mohammed al-Jolani, yang sekarang menggunakan nama aslinya Ahmed al-Sharaa, dalam sebuah pidato di Masjid Umayyah.
"Pengambilalihan oleh pemberontak juga merupakan kemenangan bagi seluruh negara Islam", dalam pernyataan video yang dibagikan oleh pemberontak di Telegram.
"Hari ini, Suriah sedang dimurnikan. kemenangan ini lahir dari orang-orang yang telah mendekam di penjara, dan para mujahidin (pejuang) telah memutuskan rantai mereka," tegasnya.
Ditegaskannya bahwa Suriah di bawah Assad telah menjadi tempat bagi "ambisi Iran, tempat sektarianisme merajalela," mengacu pada sekutu Assad, Iran, dan proksi Lebanonnya, Hizbullah. Saat ia memasuki masjid, kerumunan terlihat menyemangatinya dan meneriakkan dengan kata "Allahu akbar (Tuhan Maha Besar)", merujuk video yang tersebar secara daring.
HTS sebanrnya berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah, yang memutuskan hubungan dengannya pada tahun 2016.
Dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Barat, HTS telah berupaya melembutkan citranya dalam beberapa tahun terakhir.
HTS beraliran Islam Sunni. Sementara Bahar al-Assad adalah kelompok Syiah.
Lebih dari 900 Orang Tewas
Sementara itu, lebih dari 900 orang termasuk 138 warga sipil telah tewas sejak pemberontak Suriah melancarkan serangan besar 11 hari lalu, yang berpuncak pada penguasaan mereka atas Damaskus. Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa data telah terdokumentasi, sejak serangan awal pemberontak pada tanggal 27 November,
"910 orang tewas," tegas lembaga itu.
"Jumlah korban termasuk 138 warga sipil, 380 tentara Suriah dan pejuang sekutu, dan 392 pemberontak," tambahnya.