“Motif-motif ini tidak hanya menghias tameng, tetapi juga merepresentasikan identitas budaya Kota Tepian,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa tameng yang dipasang di GOR Segiri terbuat dari rotan sintetis, pilihan yang dibuat untuk memberikan perlindungan serta efisiensi energi dan penggunaan rotan sintetis bisa menurunkan suhu dalam ruangan hingga 3 derajat Celsius, sehingga dapat mengurangi beban pada sistem pendingin ruangan.
"Dengan cara ini, kami tidak hanya menjaga estetika tetapi juga menciptakan solusi yang ramah lingkungan," ungkapnya.
Lebba suasa, misalnya, adalah motif yang berasal dari Sulawesi Selatan dan dikenal dengan corak kotak-kotaknya. Diciptakan atas permintaan Sultan Kutai Kartanegara yang ingin masyarakatnya menghasilkan tenun berbeda, motif ini menggambarkan kekayaan budaya lokal. Sedangkan motif coka manipi, yang berarti 'ditaklukan oleh mimpi', memiliki latar belakang kisah seorang putri yang mengimpikan keindahan swargaloka dan menciptakan corak sarung berdasarkan mimpinya.
Motif garanso, dengan perpaduan warna hitam dan biru tua, melambangkan karakter yang tegas, sementara kammumu atau corak hatta, terkenal karena hubungannya dengan Wakil Presiden Mohammad Hatta, yang menyukai sarung ini ketika berkunjung ke Samarinda. Pilihan warna dan bentuk dalam motif-motif ini merupakan cerminan dari kreativitas dan nilai budaya masyarakat setempat.
(tim redaksi)