Real Madrid Tengah Terpuruk, Minimnya Pemimpin Senior Dinilai Jadi Akar Masalah

POJOKNEGERI.COM – Real Madrid sedang berada dalam periode yang jauh dari kata ideal.
Klub raksasa Spanyol itu mengalami penurunan performa signifikan dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran di internal tim dan spekulasi mengenai masa depan pelatih Xabi Alonso.
Sejumlah pihak menilai bahwa salah satu penyebab utama merosotnya performa Los Blancos adalah absennya sosok pemain senior yang dihormati dan mampu menjadi penyeimbang di ruang ganti.
Kekalahan 1-2 dari Manchester City di Bernabéu pada laga Liga Champions menjadi pukulan telak bagi Madrid. Hasil tersebut bukan hanya memperpanjang tren negatif, tetapi juga menandai kekalahan kedua secara beruntun.
Dalam delapan pertandingan terakhir di semua kompetisi, Kylian Mbappé dan rekan-rekannya hanya mampu meraih dua kemenangan. Sisanya berakhir dengan tiga hasil imbang dan tiga kekalahan—angka yang sangat tidak mencerminkan standar klub sebesar Real Madrid.
Situasi ini membuat posisi Xabi Alonso mulai dipertanyakan. Pelatih muda yang sebelumnya menuai pujian karena gaya bermain progresifnya kini berada dalam tekanan besar.
Rumor ketegangan antara Alonso dan beberapa pemain bintang turut memperkeruh suasana. Mengelola skuad bertabur superstar memang bukan tugas mudah, dan Alonso kini merasakan langsung tantangan yang dulu pernah ia alami sebagai pemain.
Madrid Kehilangan Figur Pemimpin Senior
Namun, menurut mantan striker Madrid, Karim Benzema, masalah terbesar Los Blancos saat ini bukan sekadar taktik atau hubungan pelatih dengan pemain.
Ia menilai Madrid kehilangan figur pemimpin senior yang mampu menjadi panutan dan pengarah bagi para pemain muda maupun bintang baru.
Sosok seperti Toni Kroos dan Luka Modric, yang selama bertahun-tahun menjadi pilar kedewasaan dan ketenangan di ruang ganti, kini tidak ada lagi.
“Saat ini, tidak ada lagi pemain seperti itu (Kroos dan Modric) di Real Madrid. Tidak ada pemain yang lebih berpengalaman yang bisa memberi tahu Bellingham, Mbappé, atau Vinicius bahwa mereka melakukan kesalahan. Situasinya rumit,” ujar Benzema seperti dikutip Marca.
Minimnya pemimpin senior membuat Alonso harus memikul beban lebih besar dalam mengatur ego para pemain bintang.
Tanpa figur yang dihormati di ruang ganti, stabilitas tim menjadi lebih rapuh, terutama ketika hasil buruk datang bertubi-tubi.
“Menurut saya, pelatih mengatakannya, tetapi dengan cara yang berbeda. Karena saat ini, jujur sepakbola ini sangat rumit. Para pemain tidak lagi saling berbicara. Dan itu terlihat jelas. Intinya: ‘Saya sudah melakukan tugas saya, saya sudah mencetak gol.’ Itulah sepakbola saat ini.”
Xabi Alonso Bela Pemain
Kekalahan 1-2 dari Manchester City di lanjutan Liga Champions menambah rentetan hasil buruk yang diraih Real Madrid musim ini.
Namun demikian, Pelatih Xabi Alonso pasang badan buat para pemainnya
Pelatih Xabi Alonso enggan menyalahkan para pemainnya. Alonso menilai, Real Madrid pegang kendali di 10 menit awal tapi kemudian kehilangan kontrol.
“Kami memulai laga dengan baik khususnya di 10 menit pertama. Namun setelahnya, kami kehilangan kendali,” jelas Alonso dilansir dari TNT Sports.
“Apalagi kami memang dalam situasi yang tidak baik karena banyaknya pemain yang cedera,” tambahnya.
Xabi Alonso tidak menyalahkan para pemain karena sudah berjuang keras. Soal ejekan dari suporter Real Madrid sendiri, Alonso melihat yang baik-baiknya saja.
“Saya tidak menyalahkan para pemain atas kekalahan ini. Lawan kami juga kuat, sehingga kami kesulitan membuat peluang,” tegasnya.
“Soal ejekan dari suporter sendiri? Ya seperti itu adanya, tapi mereka juga menyemangati kami,” tutup Alonso.
Los Blancos sementara duduk di peringkat ketujuh Klasemen Liga Champions dengan 12 poin dari enam laga, sudah dua kali kalah. Manchester City naik ke peringkat keempat dengan 13 poin.
(*)
