Setelah pertemuan tersebut, Budiman mengaku banyak melakukan perenungan.
Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya terkait tidak adanya rasa marah dan dendam kepada orang-orang yang pernah menjadi lawannya saat menjadi aktivis di zaman Orde Baru.
"Salah satunya begini 'kenapa saat saya bertemu dengan orang-orang yang pernah menghadapi saya, berhadapan dengan saya, baik itu yang dulu pernah menangkap saya, baik itu yang dulu pernah menginterogasi saya, baik itu hakim yang pernah memvonis saya 13 tahun penjara, baik itu orang yang pernah membocorkan tempat saya bersembunyi sehingga saya dan teman-teman saya ditangkap dan akhirnya saya divonis 13 tahun penjara. Kenapa saat saya bertemu, tuan guru, kok tidak pernah setitik pun saya punya rasa marah dan dendam," ucap Budiman Sudjatmiko, dikutip dari detik.com.
Kemudian Budiman mengaku telah merenungkan itu sejak terakhir ditangkap pada 1996.
Dia mengaku setidaknya sudah 6 kali ditangkap sejak duduk di SMA.
Dalam perenungan tersebut, Budiman mencari jawaban kenapa dia tidak pernah marah kepada lawan-lawannya dulu.
Pada akhirnya, Budiman mengambil kesimpulan jika orang-orang tersebut merupakan yang dikirim Tuhan sebagai sahabat terselubungnya untuk menempah dirinya.
Sehingga setelah melewati 25 tahun perenungan, Budiman akhirnya memutuskan untuk menemui Prabowo Subianto.