Tentu banyak penggiat kajian internasional – geopolitik masih ingat bagaimana AS dan sejumlah negara Eropa mendukung penggulingan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich pada 2014 silam, dimana Viktor Poroshenko menjadi penggantinya Yanukovich setelah berhasil ditumbangkan.
Sejak itulah, Ukraina disebut-sebut oleh banyak penggiat menjadi wilayah proksi dari kebijakan luar negeri AS serta negara Barat lainnya.
Memang di Indonesia politisasi isu agama masih menjadi tren, meskipun saya yakin, sudah banyak juga masyarakat sadar, bahwa beda agama beda politisasi agama.
Contoh terbaru adalah patung Bunda Maria di sebuah wilayah di Yogyakarta, yang saat ini ditutup menggunakan terpal warna biru. Alasannya, mengganggu kekhusuan ibadah agama lain.
Di saat Marvel Studio dalam “Ant-Man and the Wasp: Quantumania” menyajikan peperangan di dunia kuantum, setelah perang di luar angkasa berhasil dikuliti lewat “Avenger: Infinity War & Avenger: End Game,” yang setidaknya juga memberikan gambaran soal idealismenya “Thanos” yang beranggapan bahwa manusia adalah perusak tata surya, dan melakukan “genosida” dengan “blip” agar semesta khususnya bumi mengalami keseimbangan sebagaimana teori permintaan dan penawaran yang mencapai kurva equiblirium, kita masih sibuk dengan urusan patung Bunda Maria yang dianggap mengganggu keimanan agama lain, sibuk kampanye dengan tema politik identitas berbasis agama, penjual sate babi yang mendadak digeruduk Satpol PP di Malang, padahal si pedagang sudah puluhan tahun berjualan.
Tanpa disantroni Satpol PP pun, kami yang Muslim sudah tahu, mengkonsumsi Babi itu dilarang. Gak perlu penegasan dari Satpol PP.
Ok, kita kembali ke pertempuan Rusia dan Ukraina, selain mempolitisasi isu agama atas Muslim Tatar Krimea sebagai korban pembantaian atas aksi militer Rusia di Ukraina, gempuran lainnya kini juga dialami Presiden Rusia, Vladimir Putin yang diwacanakan sebagai penjahat perang.
Ya, Internasional Criminal Court (ICC) atau bisa disebut sebagai pengadilan internasionalnya tindak kriminal, memerintahkan agar menangkap Putin, dengan isu yang dituduhkan membantai anak-anak Ukraina dan mendeportasinya.