"Rumah Singgah ini dibentuk karena sebelumnya keluarga pasien banyak yang tidur di masjid,"jelasnya.
Ia mengatakan walaupun tempatnya tidak selalu layak. Dalam upaya membantu pasien, mereka mencari lokasi yang dekat, memastikan tinggal gratis, dan memberikan dukungan selama proses pengobatan yang memakan waktu.
"Apa yang kita lakukan adalah membantu mereka untuk pengobatan dan mendukung mereka dengan tinggal gratis di sini," ujarnya.
Dana yang digunakan sebagian berasal dari komunitas, baik dari teman-teman komunitas maupun swadaya bersama-sama. Dengan kapasitas maksimal 35 orang, Rumah Singgah pernah penuh hingga tidur di luar, menunjukkan tingginya permintaan bantuan.
Ia berharap upaya menuju keberlanjutan dengan memiliki lahan sendiri, dan pengembangan fasilitas. Mereka juga berencana membuka pojok baca terkait dengan kanker dan tumor, sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan dukungan.
"Kami ingin menciptakan lingkungan di mana orang tidak takut menghadapi kanker. Harapannya, dampaknya besar agar kanker tidak lagi menjadi tabu," pungkasnya.
(Tim Redaksi)