Penembakan S-200 ke jet Israel sebelumnya pernah terjadi pada 2018, dilakukan oleh pasukan Suriah.
Pada bulan September tahun itu, selama serangan Israel di provinsi barat Latakia, sebuah S-200 Suriah yang ditembakkan ke jet Israel malah menabrak pesawat Il-20 Rusia, menewaskan seluruh 15 awaknya.
Moskow menyalahkan Israel atas insiden tersebut, menuduh bahwa jet Israel secara sadar dan sengaja menggunakan pesawat Rusia sebagai perlindungan dari pertahanan udara Suriah, membahayakan anggota layanan Rusia di atas kapal.
Sebagai tanggapan, Rusia mengirimkan senjata S-300 ke Suriah untuk meningkatkan dan memodernisasi pertahanan udara kunonya.
Rudal-rudal itu, secara teori, memungkinkan Damaskus, ibukota Suriah untuk mencapai sasaran di ketinggian lebih dari 100 mil jauhnya.
Paul Iddon, jurnalis yang sering membahas terkait militer Timur Tengah dan politik affair menulis di Forbes bahwa dengan adanya penembakan oleh pasukan Moskow ke jet Israel, memunculkan kemungkinan bahwa Rusia mencoba mengirim sinyal ke Israel.