POJOKNEGERI.COM - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpandangan bahwa reputasi Anies Baswedan dan PDI-P tidak akan terpengaruh apabila keduanya berkolaborasi pada Pilkada Jakarta 2024.
Sebab, menurut Dedi, dari sisi Anies Baswedan bisa dinilai sebagai tokoh yang bisa diterima oleh banyak kalangan.
Ditambah lagi, bukan merupakan kader partai politik.
Selain itu, dia mengatakan, selama ini kritik terkait kebijakan Anies justru datang dari kader PDI-P dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berada di DPRD DKI Jakarta ketika Anies menjabat sebagai Gubernur DKI periode 2017-2022.
“Apakah ini kemudian akan memperburuk reputasi Anies sebagai kelompok yang kontra PDI-P, saya rasa tidak. Kenapa? Karena yang selama ini kontra itu PDI-P bukan Anies. Yang selama ini selalu melakukan kritik terhadap Anies itu adalah parlemen dari kader-kader PDI-P dan juga PSI,” ucap Dedi Kurnia Syah.
Sementara itu, dari sisi PDI-P, dia menilai bahwa partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu sebenarnya lebih egaliter atau menganut konsep persamaan derajat.
Dengan kata lain, PDI-P tidak akan menyerang apabila tidak diserang lebih dahulu.
Oleh karena itu, Dedi mengatakan, tidak ada masalah sebenarnya apabila PDI-P turut mengusung Anies pada Pilkada Jakarta 2024.
Terkait ketegangan yang pernah terjadi antara PDI-P dan Anies setelah Pilkada Jakarta 2017, dia meyakini bahwa tidak akan berdampak besar pada dukungan terhadap partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih tersebut.
Sebab, kader sampai simpatisan PDI-P memiliki karakter yang konsisten mengikuti pimpinan mereka, yakni Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Jadi apa pun yang dituduhkan pada mereka, mereka tetap akan konsisten berada di bawah kendali Megawati, berada di bawah kendali tokoh-tokoh yang memang populer di wilayahnya masing-masing. Kalau misalnya kelompok PDI-P ini berwacana dukung Anies besar kemungkinan sampai ke bawah mereka akan solid ke Anies," jelasnya.
Meskipun, dia mengakui, masa lalu yang buruk tersebut bisa dijadikan kampanye negatif oleh kubu lawan apabila keduanya berkolaborasi di Pilkada Jakarta 2024.