Kemudian udara bertekanan tersebut mendorong fluida (minyak rem) yang kemudian menekan brake shoe ke tromol dan brake pads ke cakram. Sederhananya, yang mengatur sistem rem adalah sistem angin bertekanan tinggi, sedangkan pengereman tetaplah sistem hidrolik.
Kelebihan rem jenis ini terletak pada kinerjanya yang lebih baik dibandingkan rem hidrolik. Bisa dibilang secara keamanan jenis rem AOH berada satu tingkat diatas jenis rem hidrolik.
Namun tetap saja memiliki kekurangan, yakni jika sistem hidrolik mengalami kebocoran dapat menyebabkan rem blong.
Secara umum, sistem rem AOH digunakan pada bus dan truk kelas medium (kategori berat 10-24 ton) yang biasanya berdinas dalam kota atau antar kota dalam jarak relatif dekat. Contohnya adalah bus Hino FC dan truk Hino FC 190 J.
Namun pada bus dan truk kelas medium yang bertugas untuk jarak jauh atau AKAP, sudah banyak yang beralih pada sistem rem full air (FAB) karena memiliki aspek keselamatan yang lebih tinggi.
Pemilihan sistem rem AOH berdasarkan fakor sistem rem hidraulik yang relatif lebih mudah dirawat tetapi memiliki kinerja pengereman yang lebih baik dibanding sistem rem hidraulik standar. Alhasil kemampuan pengereman lebih seimbang dengan beban muatan yang dibawa oleh bus dan truk.
Tetapi mengandalkan sistem rem hidraulik sebagai bagian utama dalam sistem rem tentunya tidak lepas dari kelemahan mendasar sistem rem hidraulik (blong, macet, dan panas) yang wajib menjadi perhatian khusus.
Kasus rem blong rentang pada turunan
Beberapa kasus rem blong mencatat, tekanan yang berlebih pada minyak bisa membuat titik didih minyak meningkat tinggi.