POJOKNEGERI.COM - Tunisia menghadapi krisis politik terbesarnya sejak revolusi 2011 yang memperkenalkan demokrasi.
Pada hari Minggu, Presiden Kais Saied mencopot Perdana Menteri Hichem Mechichi, yang juga bertanggung jawab atas kementerian dalam negeri.
Tak hanya itu, Presiden Kais Saied juga lakukan hal ekstim dengan menskors parlemen.
Dia juga menangguhkan kekebalan anggota parlemen, bersikeras tindakannya sejalan dengan konstitusi.
Dalam pidatonya, Saied mengatakan dia akan mengambil alih otoritas eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru.
Pengumuman itu dikecam sebagai serangan terhadap demokrasi oleh para pesaingnya tetapi disambut oleh orang lain dengan perayaan di jalan-jalan di seluruh negeri.
Ketua parlemen Rached Ghannouchi, yang mengepalai partai terbesar di parlemen, Ennahdha, menuduh Saied meluncurkan “kudeta terhadap revolusi dan konstitusi”.
Berapa lama parlemen akan ditangguhkan?
Kepresidenan mengatakan parlemen akan ditangguhkan selama 30 hari, meskipun Saied mengatakan kepada wartawan bahwa periode 30 hari dapat diperpanjang jika diperlukan atau "sampai situasinya tenang".
Saied mendasarkan keputusannya pada Pasal 80 dalam konstitusi, yang memungkinkan presiden untuk mengambil tindakan luar biasa jika ada sesuatu yang diklaim sebagai "bahaya yang mengancam bangsa".
Namun, ia juga menyatakan bahwa Parlemen harus dianggap dalam keadaan sidang berkelanjutan.
Siapa yang sudah dicopot?