POJOKNEGERI.COM - Indonesia disiapkan untuk mencapai swasembada kedelai. Hal itu juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Demikian, seperti disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) usai rapat internal terbatas di Kantor Presiden, Senin (19/9/2022).
Dia menuturkan, rapat terbatas itu membahas terkait kedelai, bawang merah, juga kedelai.
Di mana, lanjutnya, pada tahun 90-an, produksi kedelai Indonesia bisa mencapai 1,5 jutaan ton. Namun saat ini hanya sekitar 200-an ribu ton.
"Agar kita bisa swasembada, tadi kami sampaikan dan arahan Pak Presiden, itu masalahnya sebetulnya ada di harga. Kita sudah bukan persoalan hari ini, sudah 50 tahun yang lalu. Kalau petani produksi bagus, harganya akan murah. Selalu itu berulang. Mulai saya 6 tahun sampai sekarang, tanam kedelai kalau panen raya, panen banyak, harganya murah," kata Zulhas usai rapat, Senin (19/9/2022).
Dalam rapat tersebut, lanjutnya, Jokowi menginstruksikan agar petani tidak dibebani dengan urusan pemasaran.
"Petani ya produksi. Kalau produksinya banyak, yang beli Badan Pangan Nasional atau BUMN. Kan di China begitu, Vietnam begitu, Thailand begitu. Beras, jagung, kedelai dibeli. Kalau kita berlebih kan bisa diekspor oleh Badan Pangan Nasional atau BUMN," katanya.
"Saya bahagia keputusan penting hari ini, nanti petani akan berlomba-lomba produksi, harganya dijamin, ada yang beli, dan harganya untung. Sekarang kan tidak, petani itu produksi tapi memikirkan jual juga. Kadang rugi, kalau produksi melimpah harganya murah," tambah Zulhas.
Kini, lanjut dia, pemerintah tengah mempersiapkan rumusan untuk menerapkan langkah yang diharapkan bisa strategis meningkatkan produksi kedelai di Indonesia.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, usai rapat menyampaikan, Indonesia saat ini masih harus mengimpor lebih 90% kedelai. Padahal, Indonesia mengonsumsi tahu dan tempe.
"Jadi, ini keputusan penting hari ini, akan disiapkan Badan Pangan Nasional. Dan, BUMN nanti untuk membeli hasil-hasil produksi petani kita," pungkas Zulhas.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
(redaksi)