Ia mengatakan resesi dipicu oleh satu sebab, kebijakan sejumlah bank sentral dunia yang agresif menaikkan bunga acuan demi meredam lonjakan inflasi. Sri Mulyani mengatakan kebijakan itu pasti akan menekan pertumbuhan ekonomi.
Alhasil, resesi menjadi kian susah untuk dihindari. "Kenaikan suku bunga cukup ekstrem bersama-sama, maka dunia pasti resesi pada 2023," ungkap Sri Mulyani.
Dia juga menyebutkan tidak mudah menyusun APBN 2023 di tengah situasi perekonomian dunia yang bergejolak. Sri menuturkan banyak perubahan yang terjadi di tengah jalan akibat situasi yang tak menentu dan datang tiba-tiba.
APBN 2023 yang awalnya disusun hanya mempertimbangkan covid-19, kemudian dihadapkan dengan perang Rusia-Ukraina.
Dia menegaskan ketegangan antar dua negara tersebut menyebabkan berbagai krisis seperti pangan, energi dan keuangan yang menyebabkan harga minyak, pangan naik tajam. Bahkan beberapa negara mengalami krisis utang akibat kondisi ini.
Sementara itu, Bank Dunia memproyeksi sejumlah negara resesi pada 2023. Hal ini karena suku bunga acuan bank sentral di sejumlah negara semakin tinggi.
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan bank sentral terus mengerek bunga acuan demi menekan laju inflasi.