"Jadi jumlah warga yang terkena Covid-19, diare, diabetes, atau penyakit lainnya, itu masuk dalam data-data sistem tersebut," ujar Ridwan Tasa saat dikonfirmasi di ruangannya usai menghadiri launching aplikasi SI IRAMA
2. Terintegrasi dengan RS di seluruh wilayah Samarinda
Lanjutnya, SI IRAMA akan terintegrasi dengan rumah sakit-rumah sakit seluruh Samarinda serta Puskesmas di masing-masing wilayah. Sehingga, pantauan kesehatan masyarakat akan termonitor secara online.
Melalui aplikasi SI IRAMA Pemkot Samarinda dapat memonitor ketersediaan tempat tidur rumah sakit atau biasa disebut bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Samarinda.
"Misalnya di rumah sakit A masih ada kelas I misalnya. Atau intensive Care Unit (ICU) di sana tersedia atau tidak?," ujar Ridwan menerangkan.
Disinggung mengenai potensi kebocoran data pengguna aplikasi SI IRAMA, Ridwan mengatakan hal itu kemungkinan terjadinya kecil. Sebab, data-data masyarakat yang masuk aplikasi itu bersifat umum.
"Kebocoran data itu kita mau katakan bocor kalau ada data yang dirahasiakan. Ini sifatnya umum. Kecuali, ada penderita HIV/AIDS. Itu ada undang-undangnya dan dirahasiakan," bebernya.