Salah satu perubahan paling mencolok adalah fasad gedung yang kini dihiasi dengan 104 tameng khas, yang menjadi representasi identitas budaya Kota Samarinda. Tameng tersebut dibuat dari rotan sintetis yang tidak hanya memperindah tampilan gedung, tetapi juga memberikan efisiensi energi. Penggunaan rotan sintetis dapat menurunkan suhu di dalam ruangan hingga 3 derajat Celsius, yang pada gilirannya mengurangi beban pada sistem pendingin ruangan.
Motif yang digunakan pada tameng ini memiliki makna yang mendalam. Beberapa di antaranya adalah
- Motif Lebba Suasa :motif khas Sulawesi Selatan yang menggambarkan kekayaan budaya lokal.
- Motif Coka Manipi : yang berarti "ditaklukkan oleh mimpi", yang menceritakan kisah seorang putri yang menciptakan corak berdasarkan mimpinya.
- Motif Garanso :dengan perpaduan warna hitam dan biru tua, melambangkan karakter tegas.
- Motif Kammumu Hatta : yang terkenal karena hubungannya dengan Wakil Presiden Mohammad Hatta yang menyukai sarung ini saat berkunjung ke Samarinda.
Dengan rampungnya revitalisasi ini, GOR Segiri kini tidak hanya tampil lebih cerah, tetapi juga lebih fungsional.
“Semua tribun dilengkapi dengan kursi single seat yang nyaman, serta area VIP yang dapat menampung 45 orang. Secara keseluruhan, gedung ini mampu menampung hingga 1.075 orang,”ujarnya.
Andi Harun menjelaskan untuk Fasilitas lainnya juga telah ditingkatkan, termasuk sistem pendingin udara tipe chiller dan split, peredam suara untuk kenyamanan pengunjung, videotron outdoor, dan genset untuk mendukung acara atau kegiatan yang berlangsung. Sistem keamanan juga ditingkatkan dengan penambahan 36 unit CCTV di berbagai sudut.
“Di dalam gedung, ruang-ruang utama seperti aula, ruang ticketing, ruang ganti pria dan wanita, office room, ruang kontrol, serta gudang, telah direnovasi dengan desain yang modern lantai aula, misalnya, dilapisi dengan finishing epoxy yang terinspirasi dari lantai The Jakarta Arena dan Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta,” tuturnya.